Mohon tunggu...
Muhammad Agussalim
Muhammad Agussalim Mohon Tunggu... Ilustrator - Owner by Esensi studio & esensi clothing

Lahir sebagai manusia dan pulang sebagai manusia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Seni Pertunjukan Lenong dalam Kemajuan kota Metropolitan

27 Oktober 2022   16:43 Diperbarui: 27 Oktober 2022   16:58 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni pertunjukan Lenong sudah menjadi hal yang popular dari zaman dulu kala dimana masyarakat masih sangat minim peminat dan juga minim dalam hal pemahaman tentang seni pertunjukan lenong. Seni pertunjukan Lenong memiliki beramacam – macam penampilan mulai dari cara penyajian, cara pengemasan dan cara menarik minat bagi semua orang yang ingin menyaksikan.

           

            Seni pertunjukan lenong pada zaman dulu memiliki banyak sekali daya Tarik tersendiri dan selalu menjadi suatu acara yang sangat dinantikan bagi para masyarakat yang ingin menyaksikannya. Lalu bagaimanakan eksistensi seni pertunjukan lenong hingga saat ini? dan bagaimanakah perjalanan seni pertunjukan lenong? Berikut sedikit penjelsan mengenai eksistensi seni pertunjukan lenong dalam kemajuan kota metropolitan.

            Seni pertunjukan lenong merupakan karya seni pertunjukan yang bersal dari budaya betawi dan budaya betawi merupakan budaya yang berasal dari Kota Jakarta yang kita kenal sebagai ibu kota negara Indonesia. Seni pertunjukan lenong sudah ada pada masa kolonialsime dimana pada saat itu Indonesia masih diduduki oleh jajahan Belanda.

            Pada masa itu Jakarta masih Bernama Batavia. Dari awal kemunculan seni pertunjukan lenong di lakukan di emperan – emperan jalanan kota Batvia. Dimana pada masa itu dalam seni pertunjukan ini hanya dilakukan dipinggir – pinggir jalan saja karena pada masa itu dikenal hanya untuk hiburan para pejaalan dan masyarakat asing yang lalu Lalang dikota Batavia.

            Pada masa itu bukan hanya msayrakat budaya betawi saja yang senang menyaksikan lenong pinggir jalan melainkan banyak sekali masyarakat yang menjajah dan juga bangsa tionghoa yang menyaksikan. Selain itu juga hal yang menjadi daya tari tesrsindiri masyarakat terhadap lenong karena acara satu – satunya yang dapat disaksikan dan tidak mnegeluarkan uang besar yaitu menyaksikan seni pertunjukan lenong.

            Namun, Pada awal tahun 1950an Masyarakat sudah mulai banyak berkurang untuk menyaksikan seni pertunjukan lenong. Bukan karena kurang ketertarikannya terhap lenong akan tetapi pada masa itu bangsa Indonesia sudah memasukin lembar baru kemerdekaannya dan melepas jajahannya dari belanda. Dimana pada masa itu Sebagian besar masyarakat Indonesia khusunya Jakarta sudah mulai disibukan dengan aktivitas pembangun dan juga pekerja serta perkembangan media lainnya.

            Dibalik itu semua masih banyak pula yang yang tetap konsisten dan terus menyakisak dan melesatrikan seni pertunjukan lenong. Seiring perkembangan ibukota yang semakin pesan dan semakin canggihnya teknologi, seni pertunjukan lenong mulai semakin meredup ditambah lagi media televisi sudah menjadi kegemaran yang sangat mendominasi. Selain bisa disaksikan dari rumah dan juga lebih praktis, televisi juga menjadi suatu media yang dapat mengahadirkan berbagai macam acar yang dapat dipilih sesuka cita oleh para penonntonya.

            Seni pertunjukan lenong semakin meredup Kembali di abad 20 hingga saat ini, dimana seni pertunjukan ini harus menerima nasib karena dilahirkan ditanah yang menjadi ibukota yang akan menimbulkan perkembangan dan juga kemjuan teknolgi di era digital.

            Walaupun seni pertunjukan lenong semakin sedikit penonton hingga peminatnya, akan tetapi tekad masayarakat betawi yang diregenerasi hingga penerusnya masih terus menjada dan melestarikan seni pertunjukan lenong tersebut walau dihimpit perkembanagan kota metropolitan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun