Mohon tunggu...
Muhammad David
Muhammad David Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Antropologi Universitas Airlangga

Saya merupakan pribadi yang suka mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Daring terhadap Pengembangan Diri dalam Keefektifan Belajar

5 Juni 2022   23:30 Diperbarui: 5 Juni 2022   23:35 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tentunya platform menjadi kurang efektif dalam penggunaanya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kemampuan dosen maupun mahasiswa dalam mengoperasikannya tidaklah sama. Selain itu, kondisi geografis suatu daerah berbeda sehingga berpengaruh kepada kestabilan jaringan internet (Pangondian, Santosa, dan Nugroho, 2019). Kompleksitas permasalahan selama pembelajaran daring dialami oleh pihak dosen, mahasiswa, dan orang tua dimana problematika terbesar pada penguasaan informatika dan teknologi (Asmuni, 2020; Roni Hamdani & Priatna, 2020) dan keterbatasan kuota internet ataupun sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama daring berlangsung (Nursobah, Dedih, Hafid, & Nurhamzah, 2020). Permasalahan-permasalahan tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa dalam menyesuaikan diri dengan pembelajaran online.

Pembelajaran online juga sangat terkait dengan pengembangan diri. Beberapa data dari responden mengenai peningkatan atau penurunan pengembangan diri dalam hal prestasi belajar pun beragam. Ada 3 komponen penilaian dari sebagian besar mahasiswa-mahasiswi, yaitu biasa saja dengan persentase 10%, efektif dengan persentase 10%, dan tidak efektif dengan persentase 80%. Ketiga persentase komponen di atas menggambarkan bahwa mahasiswa-mahasiswi merasa kurang efektif dengan sistem pembelajaran online. Hal ini disebabkan pada sistem pembelajaran daring mahasiswa-mahasiswi dibekali dengan porsi tugas lebih banyak dengan waktu yang terbatas yang menyebabkan mahasiswa mengalami kejenuhan ditambah timbal balik dari dosen yang tidak sepenuhnya terserap ke dalam pemahaman mahasiswa. 

Sistem pembelajaran online mengharuskan mahasiswa-mahasiswi melakukan kegiatan yang sedari dahulu jarang dilakukan, seperti menatap layar secara lama, baik itu layar laptop atau hp, memperhatikan kondisi jaringan, dan fokus dengan keadaan sekitar yang seringkali tidak kondusif. Kondisi tersebut sejatinya tidak dapat diterima begitu saja oleh mahasiswa disebabkan kesiapan dari tiap-tiap individu dalam penyesuaian diri berbeda-beda tergantung dengan situasi dan lingkungan kehidupannya. Pengembangan diri yang seharusnya menjadi fokus utama dalam pembelajaran agar bisa meningkatkan potensi diri dalam menggapai prestasi belajar menjadi hal yang tidak didapatkan melalui pembelajaran online. Pengembangan diri menjadi isu yang penting selama proses pembelajaran online. Hal ini disebabkan oleh kemauan dasar seseorang memenuhi perannya sebagai mahasiswa dalam menjalankan tanggung jawabnya agar proses perkuliahannya dapat berjalan dengan baik dan dapat memperbaiki diri di jenjang yang lebih tinggi kedepannya. 

Skala yang diberikan responden terhadap penilaian keefektifan pembelajaran daring berupa 7/10. Berbagai skala telah diberikan responden dibarengi dengan alasan yang sebagian besar adalah kurangnya fokus terhadap penyampaian materi. Baik sistem pembelajaran daring atau online maupun offline sejatinya memiliki kelemahan masing-masing. Kalau dalam offline kelemahannua bisa berupa ongkos yang dikeluarkan, tenaga, waktu yang terkuras lebih banyak, sedangkan online kelemahannya berupa koneksi jaringan, keadaan sekitar, intensitas komunikasi yang kurang, dll. 

Mayoritas responden mahasiswa menjawab bahwa sistem pembelajaran paling efektif tetaplah offline karena mahasiswa-mahasiswi bisa lebih aktif dalam kegiatan perkuliahan, interaktif antara dosen dengan mahasiswa yang lebih intens sehingga membuat mahasiswa-mahasiswi lebih paham akan materi, bisa bertanya teman atau dosen secara langsung, dan lebih mudah beradaptasi, serta bersosialisasi bersama teman-teman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun