Dalam menempuh perkuliahan, mahasiswa dituntut melakukan kegiatan yang berhadapan langsung dengan kehidupan masyarakat yang bertujuan untuk menerapkan ilmu-ilmu yang didapat, lalu mempraktikannya sebagai bagian dari tugas kampus sekaligus mendapatkan pengalaman. PMM (pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa) merupakan program yang dicetuskan oleh Universitas Muhammadiyah Malang atau UMM sebagai sarana untuk mengembangkan dan pemberdayaan masyarakat yang didampingi oleh mahasiswa dalam menerapkan aplikasi, desain, teknologi atau perubahan sosial ke arah yang lebih baik.
Kamis (27/7), Kelompok 256 Gelombang 7 mulai melaksanakan pmm dengan mengusung tema “Pengelolaan Sampah di Kawasan Oro-Oro Dowo RT 10, Kecamatan Klojen, Kota Malang Melalui Pengaktifan Kembali Bank Sampah Muda-Mudi”. Bank Sampah Muda-Mudi ini bertujuan untuk mengubah cara pandang warga terhadap sampah, dari sesuatu yang dianggap sebagai barang tidak layak menjadi barang yang berpotensi menghasilkan nilai ekonomi. Dengan mendaur ulang dan menjual sampah yang telah dikumpulkan, masyarakat dapat memperoleh pemasukan tambahan juga berkontribusi pada pengurangan sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir.
Program ini dipilih setelah melakukan survei dan melihat kondisi lapangan, dimana wilayah tersebut sudah memiliki bank sampah namun dikarenakan minimnya sumber daya manusia serta warga memiliki kesibukan lainnya menjadi kurang aktif. Untuk itu, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan meningkatkan kesadaran warga sekitar RT 10, kelompok 256 berupaya mengaktifkan kembali proyek bank sampah dengan membangun sarana penyimpanan sampah bekas yang lebih layak sehingga saat melakukan pengumpulan dan penyortiran menjadi lebih mudah.
Serta untuk mengoptimalkan program ini, mahasiswa menjalin kerja sama dengan organisasi daerah yaitu Asrama Mahasiswa Kalimantan Timur (AMKT) Mandau yang berada di wilayah tersebut. Anggota-anggota dari asrama Kaltim Mandau membantu kelompok 256 untuk berkomunikasi dengan warga sekitar, mengumpulkan sampah-sampah yang nantinya akan didaur ulang, dan melanjutkan program ini ketika kelompok pmm 256 masa tugasnya berakhir. Lalu, setelah melakukan pengumpulan sampah-sampah seperti botol plastik, besi rongsok, serta barang-barang yang masih layak, kemudian diperjualkan dan hasilnya nanti akan disetorkan kepada kas RT 10.
Selain berkolaborasi dengan AMKT Mandau, kelompok 256 turut menggandeng para muda-mudi RT 10 guna mensosialisasikan dan memberikan edukasi sekaligus mendorong peran dari muda-mudi tersebut agar dapat menjalankan program bank sampah ini. “Bapak harap, dengan dijalankannya kembali bank sampah di wilayah RT 10 ini memberikan manfaat untuk para perwakilan mahasiswa sekaligus warga setempat yang menanti kehadiran bank sampah” ucap salah satu sepuh warga.
Lalu, demi lancarnya program bank sampah ini, Kelompok PMM 256 dan AMKT Mandau membantu warga dalam kegiatan kerja bakti untuk persiapan 17 Agustus, sehingga dalam melakukan kegiatan tersebut kami dapat memberi tahu kepada masyarakat mengenai pengaktifan kembali bank sampah wilayah RT 10 Oro-Oro Dowo.
Langkah yang diambil oleh kelompok pmm 256 bersama AMKT Mandau telah memberikan gambaran nyata mengenai bagaimana kolaborasi dan kesadaran masyarakat dapat membawa perubahan positif dalam pengelolaan sampah. Upaya ini tidak hanya berdampak pada lingkungan yang lebih bersih, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi warga. Dengan kembali hadirnya bank sampah di Oro-Oro Dowo RT 10 ini, semoga dimanfaatkan dengan baik oleh warga terutama muda-mudinya dan dapat menginspirasi daerah-daerah sekitar untuk melakukan kegiatan yang serupa.
