Mohon tunggu...
Muhammad Ferby P
Muhammad Ferby P Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa asal Universitas Muhammadiyah Malang yang membuat akun kompasiana untuk menyelesaikan tugas UMM.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Globalisasi terhadap Gaya Hidup Masyarakat

7 Januari 2023   11:25 Diperbarui: 7 Januari 2023   11:54 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberadaan globalisasi membawa banyak perubahan serta pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia. Datangnya kolonialisme digadang-gadang sebagai awal mula dari masuknya globalisasi yang kemudian mempengaruhi segalanya di Indonesia, salah satunya yaitu mengenai gaya hidup yang sekarang ini menjadi bagian penting dari berbagai kalangan. Di era yang penuh dengan tuntutan gaya hidup yang tinggi dan serba trendy membuat sebagian masyarakat membeli busana dan aksesoris pelengkap lainnya dengan harga yang menguras dompet serta berasal dari merk-merk terkenal. Beberapa diantara jenis barang penunjang gaya hidup mewah tersebut ialah sepatu, yang beberapa tahun ini diminati oleh masyarakat di Indonesia. Dipengaruhi oleh para selebriti luar maupun dalam negeri serta influencer bidang fashion yang membuat suatu komunitas sehingga menarik minat bagi orang-orang pecinta sneakers. Selain itu, faktor lainnya ialah merk seperti Nike, Adidas, Vans, Balenciaga, Dr. Martens dan lainnya, serta beberapa faktor pendukung seperti designer yang membuat sepatu tersebut, kolaborasi dengan brand lain atau individu tertentu, maupun jumlah sepatunya terbatas, yang akhirnya memberikan value tersendiri bagi sneakers tersebut sehingga orang-orang mau membelinya. Menjamurnya sepatu-sepatu tersebut tentunya melahirkan produsen-produsen lokal yang terinspirasi dari produk luar. Banyak dari produsen lokal menghadirkan sepatu dengan harga yang lebih murah serta rupa yang hampir sama. Akan tetapi, pada awal kemunculan sepatu-sepatu lokal ini mendapat sentimen negatif dari para pecinta 'sneakers' tanah air, hal tersebut dikarenakan banyak dari pabrikan sepatu lokal meniru rancangan dari sepatu luar dan banyak pula yang membuatnya sama atau bisa dibilang sebagai barang kw. Kondisi ini tentu saja terbilang miris, terlebih terdapat istilah "mending lokal tapi ori, daripada luar tapi kw" yang mana seolah-olah perumpamaan tersebut menyetarakan buatan lokal dengan buatan kw. Namun, semenjak sebagian kelompok orang membuat komunitas dan mendirikan event sneakers seperti Jakarta Sneakers Day dan Urban Sneaker Society, mereka mulai mengedukasi masyarakat tentang bagaimana membedakan sepatu ori dengan kw dan mengkampanyekan produk-produk lokal. Hal tersebut tentu saja membawa keuntungan bagi produsen, selain dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat mereka juga dapat termotivasi untuk mendesign sepatu dengan keunikannya masing-masing, yang pada akhirnya disambut baik oleh para pecinta sepatu dan dapat bersaing dengan produk luar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun