Setahun sudah Virus COVID-19 membersamai masyarakat. Selama itu pula, COVID-19 memberikan pelbagai di berbagai lini kehidupan masyarakat. Untuk menanggulangi tersebarnya virus ini, pemerintah pun menerapkan berbagai kebijakan seperti memperketat protokol kesehatan maupun mengubah sistem kerja masyarakat. Banyak kegiatan yang biasanya dilakukan secara luring, kini harus dilakukan secara daring. Tak terkecuali lini pendidikan.
Sama seperti negara-negara lain, seluruh pelajar dan mahasiswa di negeri ini harus melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring atau istilah lainnya disebut Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Kegiatan ini tentu saja membuat masyarakat untuk tetap berdiam diri di rumah dan mengurangi kegiatan di kuar rumah. Kuliah menjadi pilihan alternatif kegiatan belajar mengajar perkuliahan di tengah pandemi Covid-19.
Penerapan kuliah daring ini tentu saja mengalami polemik baik untuk pengajar maupun pelajar/mahasiswa yang diajar. Penerapan sistem pembelajaran secara daring ini menggunakan aplikasi penunjang seperti Zoom Meeting, Google Meeting, Team, dan lain sebagainya tentu membutuhkan koneksi internet agar kegiatan belajar mengajar berjalan lancar Namun, pada prakteknya, tak semua pengajar dan peserta didik memiliki koneksi yang stabil untuk bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar ini.
Di balik polemik dan permasalahan yang ada, kuliah daring tak melulu membuat jenuh dan stres saja, tetapi ada juga nilai keseruannya. Pertama, hemat biaya transportasi karena peserta didik tak perlu datang ke sekolah/kuliah dan hanya bermodalkan kouta internet saja. Kedua, lebih hemat waktu dan tenaga dibandingkan dengan sekolah/kuliah tatap muka karena peserta didik hanya perlu duduk santai ataupun rebahan di kasur. Ketiga, kuliah daring lebih santai karena tidak perlu susah-susah menggunakan baju
Namun, di balik semua kelebihan dan kekurangan yang ada, perlu diketahui bahwa penting memperhatikan etika perkulihan saat kuliah daring. Mengapa etika perkuliahan penting? Â Hal ini diperlukan sebagai salah satu bentuk upaya menghargai dosen sebagai seorang pengajar. Bayangkan saja jika tidak ada etika pembelajaran kuliah daring, maka dosen akan diacuhkan dan materi pembelajaran yang seharusnya sampai kepada peserta didik jadi tidak tersampaikan dengan baik. Maka dari itu, penting bagi semua siswa dan mahasiwa untuk memperhatikan dan menerapkan etika pembelajaran.
Pertama, mahasiswa harus hadir tepat waktu saat perkuliahan akan dimulai, sehingga mahasiswa tidak ketinggalan materi yang akan disampaikan pengajar/dosen.Â
Kedua, mengaktifkan kamera selama kuliah berlangsung, tentu hal ini dilakukan agar menunjukkan keseriusan mahasiswa dalam memperoleh ilmu sekalipun dosen tidak meminta untuk mengaktifkan kamera.Â
Selain menunjukkan keseriusan dalam belajar, mengaktifkan kamera ini menunjukkan bahwa mahasiswa menunjukkan bentuk kesopanan kepada dosen yang sudah mempersiapkan kuliah daring dengans usah payah.Â
Ketiga, menggunakan pakaian yang sopan dan rapi. Dengan berpenampilan sopan dan rapi bahwa mencerminkan perilaku baik.Â
Keempat, fokus mengikuti kuliah. Selama kuliah daring berlangsung, hendaknya mahasiswa fokus ketika dosen menjelaskan materi dan tidak melakukan hal lain seperti memainkan gawai atau lainnya. Mahasiswa kalau bisa mencatat apa yang dijelaskan dosen.
Nah, dengan demikian, kita menjadi tahu bahwa kuliah daring itu memang mengasyikkan, tapi tetap harus diperhatikan etika maka sebaiknya tetap kita laksanakan.