Dalam acara Masa Pengenalan Departemen, studium generale bertajuk 'Resilience in Nature: Adapting to Environmental and Economic Change' pada 21 September 2024, Ady Saiman, Ketua Satgas Lingkungan Ciliwung, memaparkan urgensi isu tersebut. Acara ini dimoderatori oleh Muhammad Haikal dari Departemen Hasil Kehutanan angkatan 57.
Ady Saiman menegaskan bahwa isu lingkungan hidup di Indonesia belum sepenuhnya teratasi. Ia mengungkapkan bahwa penanganan yang tidak tepat telah mengakibatkan kerusakan pada air, udara, hutan, dan bumi secara keseluruhan. Beberapa isu utama yang dibahas adalah pencemaran sungai Ciliwung yang meskipun menjadi sumber penghidupan masyarakat, telah menjadi sangat tercemar sehingga airnya tidak aman untuk digunakan karena limbah industri dan rumah tangga.
“Sungai Ciliwung yang seharusnya memberi kita kehidupan kini tercemar parah. Hutan kita juga ditebang dalam jumlah yang sangat besar karena masih adanya penebangan liar,” kata Ady Saiman dengan nada prihatin.
Ia lebih lanjut menyinggung tentang akibat penebangan liar dan perdagangan kayu ilegal atau illegal logging yang merusak hutan dan membuatnya lebih rentan terhadap kebakaran hutan serta fakta bahwa Indonesia merupakan penghasil sampah terbesar kedua di dunia. Ady Saiman menghimbau kepada para mahasiswa untuk sadar dan merasa bertanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan sekaligus menekankan pentingnya pemerintah untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah ini.
Terkait hal tersebut, Ady Saiman menghimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya para mahasiswa, untuk memiliki kesadaran, kemauan, dan dedikasi terhadap pelestarian lingkungan. “Kalian memiliki pengetahuan dan kekuatan yang sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah ini,” tegasnya.
Peran pemerintah juga sangat penting dalam menyelesaikan masalah ini, karena setiap individu memerlukan konsep hidup yang berpihak pada alam. Dengan keterlibatan aktif masyarakat dan dukungan pemerintah, diharapkan langkah-langkah konkret dapat diambil untuk melindungi lingkungan Indonesia.
