Â
  Dunia media sosial bukan hanya sekedar bentuk sebuah hiburan, media sosial bukan hanya sekedar alat penghubung dunia nyata dengan dunia maya, lebih dari itu media sosial hari ini bisa digunakan sebagai alat media promosi/memperkenalkan sebuah produk dengan tujuan ekonomi, seperti yang kita ketahui bahwa media sosial memiliki kekuatan berbagi yang luar biasa terhadap khalayak umum, seperti contoh platfrom tiktok, sebuah platfrom yang hadir dengan tujuan menangkap dan menghadirkan kreativitas, pengetahuan, dan momen dunia yang penting dalam kehidupan sehari-hari, dengan sifatnya video yang pendek berkisar 30 detik - 1 menit.    Melihat kesuksesan dari beberapa merk produk indonesia yang berhasil dipromosikan seperti merk produk Nustrishe, Pada akhir Maret 2021, Nutrishe memasuki arena TikTok dan dalam waktu singkat, melihat lonjakan penjualan produknya hingga tiga kali lipat. Kesuksesan ini diyakini terkait dengan konten iklan yang viral, mencapai total 8 juta penonton. Meskipun TikTok masih baru sebagai platform, hal ini menunjukkan bahwa brand lokal dapat memanfaatkannya sebagai sarana efektif untuk mempromosikan produk mereka.Â
  Â
  hal ini yang harus dilakukan para pelaku UMKM harus mulai berani memasuki dunia digital sebab dengan begitu penyebaran informasi akan terjadi begitu cepat, hanya dengan sekali klik, dunia media sosial dipandang sebagai alat bisnis. Mahasiswa KKN UINSA 28 Pasrujambe melakukan digital branding berupa sebuah video bersama Pokdarwis (kelompok sadar wisata) Pasrujambe. Kami mengunjungi pelaku usaha anyaman tersebut dengan tujuan mengedukasi dan membuat video, dimana video itu akan terkonsep dengan rapi dan bagus, yang nantinya akan dipost dimedia sosial KKN 28, lokasi  produk anyaman ini berada didusun Ngampo, desa Pasrujambe, kecamatan Pasrujambe, kabupaten Lumajang.Â
   produk-produk yang dibuat oleh pak saputro selaku pemilik anyaman adalah produk-produk dengan kualitas yang bagus, seperti topi sawah, gantungan lampu, besek (wadah buat beras), dan berbagai macam lainnya. dalam proses produksi yang dilakukan pun memiliki variasi waktu pengerjaan, seperti contoh, besek (wadah buat beras) dengan ukuran sedang dibuat 2 hari pengerjaan, sedangkan untuk topi sawah proses lama pengerjaan 3 hari dari awal proses hingga akhir. hal yang unik dari usaha ini adalah bahwa usaha ini dikelola oleh satu keluarga dari Pak Saputro.
  dalam perbincangan kami pelaku usaha Pak Saputro sudah memulai bisnis ini sudah lama, bahkan ini merupakan bisnis turun-temurun dari kakek dan nenek. beliau mengatakan bahwa asal muasal bisnis ini dijalankan karena didesa Pasrujambe, banyak perkebunan Bambu jenis petung.Â
  semoga dengan adanya kegiatan kami yang berada didusun ngampo dapat membantu pelaku usaha untuk bisa bersaing dikancah nasional lebih-lebih hingga bisa melakukan ekspor, amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H