Mohon tunggu...
Muhammad Haritsah Rais
Muhammad Haritsah Rais Mohon Tunggu... Mahasiswa - Faqir Ilmi

Bahagia itu ketika kita bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadi Orang Baik dalam Aspek Ibadah dan Pelajaran

14 Desember 2022   16:45 Diperbarui: 16 Desember 2022   18:48 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.inilahbanten.co.id/cp-pub/uploads/images/post/2019/02/ulama.jpg

Dalam mencari keridhaan Allah SWT, menjadi orang baik merupakan suatu amal shaleh yang tidak terbatas pada amalan yang bersifat ritual, tetapi meliputi banyak aspek, seperti mental-emosional, keluarga dan sosial. Menjadi orang baik tersebut selain mendatangkan manfaat bagi pelakukanya, juga secara nyata memberi nilai tambah bagi pihak lain. Karena itu Allah SWT, memberi ganjaran atas mereka yang dengan tulus melakukannnya. Ganjaran Allah SWT tersebut akan diberikan baik ketika hidup di dunia maupun pada kehidupan di akhirat kelak.

 Pada QS al-Baqoroh ayat 25:

... وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ

Artinya: "Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai ..."

Dalam ayat tersebut dikatakan bahwasanya dalam meraih keridhaan Allah SWT yaitu surga tidaklah cukup beriman saja tapi kita harus berbuat kebajikan, artinya kita harus menjadi seseorang yang mendatangkan nilai-nilai kebaikan dalam sifat sikap diri kita dan juga bagi orang lain. Maka al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW mengisyaratkaan untuk menjadi orang yang baik dan terbuka nilai-nilai kebaikan itu bisa diraih dengan dua aspek, yaitu:

Aspek Ibadah

Menjadi orang yang baik maka al-Quran memberikan gambaran bahwa itu bisa diraih dengan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT, karena itu jika seseorang mencoba meningkatkan ibadah dengan segala jenisnya kepada Allah SWT maka setiap perintah ibadah dalam al-Qur’an selalu diiringi dengan tujuan-tujuan yang mengantarkan seorang hamba itu berubah memiliki sifat-sifat kebaikan.

Saat Allah SWT meminta kepada hambanya untuk menunaikan salat ternyata tujuan salat itu tidak sekedar berfungsi sebagai ibadah, secara bahasa bebasnya Allah sendiri tidak membutuhkan salat seorang hambanya semuka langit dan bumi tidak salat tidak akan pernah menurunkan status Allah SWT sebagai Tuhan.

اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ  ...

Artinya: “... Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.” (Q.S Al-Ankabut:45)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun