Mohon tunggu...
Muhammad Bahrul Ulum
Muhammad Bahrul Ulum Mohon Tunggu... Editor - Digital Marketing

saya adalah seorang mahasiswa di sekolah tinggi agama islam darusallam lampung . selain sebagai mahasiswa saya juga bekerja sampingan di sebuah e-commerence.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konflik Israel dan Palestina, Apakah Ada Kaitannya dengan Politik?

21 Oktober 2023   11:20 Diperbarui: 21 Oktober 2023   11:23 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : Telusuri.co

Konflik antara Israel dan Palestina adalah konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah yang melibatkan dua kelompok utama: Israel, sebuah negara Yahudi yang didirikan pada tahun 1948 di wilayah yang sebagian besar merupakan tanah yang dihuni oleh orang Arab Palestina. Konflik ini telah berlangsung selama beberapa dekade dan memiliki akar sejarah, agama, politik, dan sosial yang kompleks.

Akar konflik ini dapat ditelusuri kembali ke akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 ketika imigrasi Yahudi ke wilayah Palestina yang dikuasai oleh Kesultanan Utsmaniyah meningkat. Ini memicu ketegangan antara komunitas Yahudi dan Arab setempat. Setelah Perang Dunia I dan keruntuhan Kesultanan Utsmaniyah, wilayah ini menjadi bagian dari Mandat Britania atas Palestina.

Pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengusulkan rencana pembagian Palestina menjadi dua negara, satu bagi Yahudi dan satu bagi Arab. Ini diadopsi sebagai Resolusi PBB Nomor 181. Israel kemudian mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1948, yang diikuti oleh serangkaian perang antara Israel dan negara-negara Arab sekitarnya.

Wilayah-wilayah sengketa utama termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza, Yerusalem Timur, dan Dataran Tinggi Golan. Israel menguasai sebagian besar wilayah ini, tetapi ada klaim dan aspirasi oleh Palestina untuk menguasainya sebagai bagian dari negara mereka. Konflik ini juga menciptakan masalah pengungsi Palestina. Jutaan orang Palestina menjadi pengungsi akibat konflik, dan ini masih menjadi sumber ketegangan dan sengketa.

Yerusalem adalah salah satu isu paling sensitif dalam konflik ini. Kota ini memiliki makna religius yang besar bagi agama Yahudi, Islam, dan Kristen, dan baik Israel maupun Palestina mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota mereka. : Selama beberapa dekade, telah ada berbagai upaya untuk mencapai perdamaian, termasuk perjanjian Oslo pada tahun 1993 dan berbagai inisiatif internasional. Namun, usaha-usaha ini sering kali berantakan dan gagal untuk mencapai solusi jangka panjang yang adil dan berkelanjutan.

Konflik ini telah menyebabkan berbagai konfrontasi, termasuk perang, serangan bom bunuh diri, serangan udara, dan bentrokan di wilayah-wilayah yang sengketa. Ribuan orang telah tewas, termasuk warga sipil. Konflik ini tetap menjadi salah satu masalah terpenting di dunia, dengan ketegangan yang berkelanjutan antara kedua belah pihak, dan kurangnya kesepakatan tentang masa depan wilayah-wilayah yang sengketa.

Sikap Indonesia dan Dunia Terhadap Isu Israel-Palestina 

Menyikapi konflik yang terjadi di Israel-Palestina pada  16 Mei 2021, Jokowi, Perdana Menteri Malaysia, dan Raja Brunei Darussalam mengeluarkan pernyataan bersama terkait Israel-Palestina. eskalasi kekerasan ketika menduduki wilayah  Palestina.

Kemudian  pada tanggal 18 Mei 2021, PBB mengeluarkan siaran pers setelah pertemuan ke-66, dimana 115 negara sepakat untuk melanjutkan pembahasan rancangan R2P, 28 negara  abstain, di mana Indonesia dan 15 negara lainnya menyatakan tidak setuju dengan  R2P tersebut. rencana. agenda untuk melanjutkan pembahasan R2P. Sikap Indonesia dalam menyatakan ketidaksetujuan menjadi perbincangan hangat karena Indonesia dinilai menolak pencegahan genosida.

Namun Kementerian Luar Negeri RI dengan cepat mengklarifikasi bahwa pada sidang Majelis Umum PP tanggal 18 Mei, perwakilan RI memutuskan untuk mengambil posisi TIDAK terkait pembahasan agenda sidang, khususnya laporan berkala dan tahunan (R2P ) dan adopsi rancangan yang diajukan oleh Sekretaris Jenderal PBB. Laporan ini berfokus pada pencegahan genosida, kejahatan perang, pembersihan etnis, dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Faizasyah juga mengatakan  Indonesia akan terus berpartisipasi aktif dalam pembahasan R2P apapun posisi suara Indonesia.*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun