Mohon tunggu...
MUHAMMAD KHAKIIMULKARIIM
MUHAMMAD KHAKIIMULKARIIM Mohon Tunggu... Lainnya - nama : Muhammad Khakiimul Kariim umur : 18 tahun

terstruktur, tenang, jangan menyerah dan optimis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Humanistik serta Implikasinya terhadap PAI

19 Juni 2021   21:22 Diperbarui: 19 Juni 2021   21:36 3675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • PENDAHULUAN 

Pendidikan dan pengajaran merupakan salah satu upaya untuk mencapai target atau tujuan yang secara koheren mengarah pada peningkatan perilaku menuju kedewasaan anak didik. Perubahan tersebut menunjukkan tahapan yang harus dilalui. Tanpa proses, tujuan tidak akan tercapai, proses yang dimaksud adalah proses pendidikan dan pengajaran. Mengajar adalah proses dengan fungsi membimbing siswa dalam menjalani kehidupan yaitu membimbing dan memaksimalkan potensi sesuai dengan amanat pembangunan yang harus dilalui peserta mendidik. Tugas perkembangan ini termasuk kebutuhan bertahan hidup sebagai individu dan sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk yang diciptakan oleh Sang Pencipta.

Pendidikan adalah rangkaian humanisasi yang bersumber dari ide pemahaman humanistik. Hal ini relevan dengan makna mendasar dari pemahaman humanistik sebagai pendidikan manusia. Sistem pendidikan Islam yang dibangun di atas landasan nilai-nilai kemanusiaan sejak awal kelahirannya sejalan dengan hakikat Islam sebagai agama yang humanistik. Islam memposisikan aspek manusia sebagai arah pendidikannya

  • PENGERTIAN TEORI BELAJAR HUMANISTIK 

Secara garis besar pengertian teori belajar humanistik adalah sebagai aktivitas fisik dan spiritual untuk memaksimalkan proses pembangunan. Sementara secara sempit belajar diartikan sebagai upaya menguasai khazanah ilmu sebagai seluruh rangkaian pembentukan kepribadian. Pertumbuhan yaitu fisik tidak memberikan perkembangan perilaku. Ubah atau perkembangan hanya disebabkan oleh proses belajar seperti perubahan kebiasaan atau kebiasaan, berbagai kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampilan

Dalam pandangan humanisme, manusia memegang kendali hidup dan perilakunya, serta berhak mengembangkan sikap dan kepribadian mereka. Masih dalam pandangan humanisme, belajar bertujuan untuk menjadikan manusia seperti manusia, keberhasilan belajar ditandai ketika peserta belajar mengenali diri sendiri dan lingkungannya dengan baik. Peserta didik dihadapkan pada target untuk mencapai tingkat aktualisasi diri semaksimal mungkin. Teori humanistik berusaha memahami perilaku belajar menurut pandangan partisipan berpendidikan dan bukan dari sudut pandang pengamat.

Penerapan teori humanistik dalam kegiatan pembelajaran hendaknya pendidik membimbing siswa untuk berpikir secara induktif, mengutamakan praktek dan menekankan pentingnya partisipasi siswa dalam pembelajaran. Bisa diterapkan dengan diskusi agar siswa mampu mengungkapkan pemikiran mereka di depan penonton. Pendidik menyambut siswa menanyakan materi pelajaran yang tidak dimengerti. Proses belajar menurut pandangan humanistik adalah pengembangan kepribadian, spiritualitas, perkembangan tingkah laku dan mampu memahami fenomena di masyarakat. Tanda keberhasilan aplikasi adalah siswa merasa nyaman dan bersemangat dalam proses belajar serta perubahan positif dalam cara berpikir, perilaku dan pengendalian diri.

  • TOKOH TEORI BELAJAR HUMANISTIK 
  • Abraham Maslow : Maslow hidup di masa di mana ada banyak pandangan dan aliran psikologi yang hadir sebagai cabang ilmu. Maslow lahir di New York pada tahun 1908, ia dikenal karena jasanya melahirkan pandangan aktualisasi diri. Dia meninggal pada tahun 1970 di California, Amerika. Pada tahun 1954 Abraham Maslow menerbitkan karyanya dalam bentuk buku berjudul Motivasi dan Kepribadian mendapat tempat di perguruan tinggi Amerika adalah Signumd Freud dengan Psikoanalisis dan John B. Watson dengan Behaviorisme. 
  • Teori Belajar Humanistik Abraham Maslow : Dalam perspektif humanistik, ia menuntut potensi siswa dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, kebebasan untuk menemukan jalan hidup. Maslow dikenal sebagai bapak aliran psikologi humanistik, menurutnya bahwa manusia berperilaku agar dapat mengenal dan menghargai dirinya dengan sebaik-baiknya. Menurut hierarki kebutuhan Maslow, pemuasan kebutuhan seseorang dimulai dari yang paling rendah, yaitu: 
  • 1) fisiologis (physiological needs), : Kadang-kadang disebut kebutuhan biologis di tempat kerja dan kebutuhan untuk menerima gaji, cuti, dana pensiun, hari libur, tempat kerja yang nyaman, pencahayaan yang memadai, suhu ruangan yang baik
  • 2) rasa aman (safety needs), : Kebutuhan akan rasa aman menggambarkan keinginan memperoleh jaminan atas upah yang diperolehnya dan menjauhkan diri dirinya dari ancaman, kecelakaan, kebangkrutan, penyakit dan kesusahan
  • 3) cinta dan rasa memiliki (social needs), : Sebagai makhluk sosial, orang senang ketika mereka disukai dan berusaha memenuhi kebutuhan bersosialisasi selama berada di lingkungan kerja, dengan bagaimana meringankan beban kelompok formal atau kelompok nonformal, dan mereka bekerja sama dengan rekan satu tim 
  • 4) harga diri (self esteem needs), : Kebutuhan terkait dengan keinginan untuk memiliki kesan positif dan mendapatkan rasa perhatian, pengakuan dan penghargaan dari sesama manusia 
  • 5) aktualisasi diri (self actualization). : Kebutuhan tersebut antara lain : yaitu perlunya pengembangan bakat dan potensi yang ada pada diri sendiri, memaksimalkan keterampilan mereka sendiri dan menjadi manusia yang unggul.
  • Implikasi Teori Abraham Maslow Dalam Pendidikan Agama Islam :
  • a. Pemenuhan kebutuhan fisiologis, : Dalam pembelajaran PAI sebelum memutuskan metode pembelajaran apa yang tepat untuk diterapkan pada pembelajaran PAI, pendidik harus mengetahui terlebih dahulu keterlibatan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi dasar motivasi dalam mencapai tujuan belajar PAI mengakomodasi kebutuhan akan rasa aman secara fisik dan psikis.
  • b. Mengakomodasi kebutuhan akan rasa aman secara fisik dan psikis. : Kebutuhan akan rasa aman di dalam kelas menjadi tanggung jawab guru. Tugas guru adalah untuk menetapkan aturan dan jaminan untuk keselamatan siswa serta kenyamanan kelas.
  • c. Kebutuhan sosial : Bagi seorang siswa untuk dapat belajar dengan baik, dia harus merasa diterima dengan baik oleh teman-temannya. Berkaitan dengan kebutuhan sosial siswa, guru harus memperhatikan agar siswa mampu berinteraksi dengan baik dan memiliki rasa memiliki terhadap teman-temannya dan lingkungan di sekitarnya.
  • d. Kebutuhan ego : Seseorang membutuhkan kepercayaan juga tanggung jawab orang lain. Dalam belajar, dengan memberi tugas yang menantang, ego siswa akan terpenuhi._ Achievement bahkan siswa terkecil pun perlu diberikan apresiasi. Berikan apresiasi kepada siswa mampu memotivasi siswa untuk meningkatkan kinerja
  • e. kebutuhan aktualisasi : Untuk mengaktualisasikan diri, siswa membutuhkan suasana dan lingkungan yang baik kondusif. Saat siswa dalam tahap aktualisasi diri, guru hanya menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut
  • Teori Belajar Humanistik Carl Rogers : Carl Rogers Carl Ransom Rogers lahir pada tahun 1902 di Oak Park, Illinois, dan meninggal pada tahun 1987 di Lajolla, California. Di masa mudanya, Rogers tidak punya banyak teman jadi dia menghabiskan sebagian besar waktunya waktunya membaca. Dia akan membaca buku apa pun dia ditemui termasuk kamus dan ensiklopedi, meskipun sebenarnya ia sangat suka buku petualangan. Dia telah belajar di bidang tari pertanian sejarah di Universitas Wisconsin. Pada tahun 1928 Rogers dianugerahi gelar Magister psikologi dari Universitas Columbia dan kemudian dia meraih gelar Ph.D., dalam psikologi klinis di Society for the prevention of cruelty to children (bagian tentang studi anak di masyarakat pencegahan kekerasan terhadap anak) di Rochester, NY. Menurut Rogers, penyebab kecemasan psikologis adalah : ketidaksesuaian, atau ketika diri ideal seseorang tidak cukup tumpang tindih dengan konsep diri, dan ketidaksesuaian, atau ketika diri ideal individu tidak cukup untuk berdiri di atas konsep dirinya, dan ketidaksesuaian ini bisa diwakili oleh tujuan yang dipilih seseorang untuk dicapai. Misalnya mencapai tujuan berhasil dalam biologi, tetapi bahkan tidak suka biologi atau membutuhkan kesuksesan itu untuk mencapai tujuannya menjadi seorang arsitek Ada kemungkinan bahwa orang orang tua orang itu adalah ahli biologi dan selama ini dia diharapkan menjadi lakukan hal yang sama meski merasa arsitektur itu lebih menyenangkan dan memuaskan. Menurut Rogers dalam Jamil Suprihatiningrum, ada dua jenis belajar, yaitu : kognitif (signifikansi) dan eksperimental (pengalaman). Guru memberi (kognitif) artinya tidak membuang sampah sembarangan dapat mencegah banjir. Dengan demikian, guru perlu menghubungkan pengetahuan akademis dengan dalam pengetahuan yang bermakna. Sementara pembelajaran eksperimental melibatkan peserta mendidik pribadi, mengambil inisiatif, termasuk penilaian diri self penilaian). Sedangkan menurut Carl Rogers dalam teorinya tentang belajar bebas, menyatakan : bahwa tidak ada paksaan atau tekanan dalam belajar. Guru tidak membuat rencana dalam pembelajaran untuk siswa, jangan memberikan kritik atau ceramah kecuali siswa menginginkannya, tidak menilai atau mengkritik pekerjaan itu siswa kecuali siswa memintanya. Carl Rogers menyatakan bahwa pembelajar yang belajar tidak boleh ditekan, tetapi dibiarkan belajar secara bebas, siswa diharapkan mampu ambil langkah sendiri dan berani mengambil tanggung jawab untuk langkah itu langkah yang dia ambil. Dalam konteks ini, Rogers menyatakan bahwa ada lima hal yang penting dalam proses pembelajaran humanistik, yaitu sebagai berikut : 
  • Keinginan Untuk Belajar
  • Belajar Itu Bermakna
  • Belajar tanpa hukuman
  • Belajar dengan usaha atau inisiatif sendiri
  • Belajar dan berubah
  • Implikasi Teori Pembelajaran Humanistik Carl Rogers Dalam Pembelajaran PAI : Dalam hal ini, menurut Rogers dalam Sri Rumini dkk, membagi dua macam program yaitu :
  • Pendidikan Konfluen : proses pendidikan yang menggabungkan pengalaman afektif dan pembelajaran kognitif (pengetahuan) di kelas. Masalah ini adalah cara yang bagus untuk melibatkan siswa secara pribadi dalam bahan studi. Dalam pembelajaran ini, siswa tidak hanya memperhatikan atau membaca, tetapi siswa juga dapat merasakan, menulis, hidup, berpendapat positif, dan mengungkapkan pendapat mereka
  • Pembelajaran Kooperatif : mengacu pada metode pembelajaran, dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Menurut pernyataan Salvin, anggota grup bertanggung jawab atas penyelesaian tugas kelompok dan mempelajari materi. Menurut Johnson & Johnson yang dikutip oleh Jamil Suprihatiningrum, ada lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut : 
  • Saling Ketergantungan Positif : Dalam pembelajaran kooperatif, siswa akan merasa bahwa mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan terkait satu sama lain lain. Seorang siswa akan berhasil jika bagian dari kelompoknya juga keberhasilan. siswa akan merasa bahwa dia juga bagian dari kelompoknya yang berkontribusi pada keberhasilan kelompok
  • Interaksi Tatap Muka Meningkat : Interaksi langsung akan meningkat, Pembelajaran kooperatif akan meningkatkan interaksi siswa. Hal ini terjadi jika peserta siswa akan membantu teman lain untuk berhasil sebagai anggota kelompok. Saling memberi bantuan akan terjadi secara alami karena kegagalan satu orang dalam kelompok dapat mempengaruhi keberhasilan kelompok. Untuk mengatasi masalah ini, siswa mereka yang membutuhkan bantuan akan diperoleh dari teman satu kelompoknya. Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif adalah dalam pertukaran bertukar pikiran tentang masalah yang sedang dipelajari
  • Tanggung Jawab Individu : Tanggung jawab individu dalam pembelajaran kelompok dapat berupa : tanggung jawab siswa dalam hal : Pertama membantu teman mereka yang membutuhkan bantuan, kedua siswa tidak bisa begitu saja "berayun" pada pekerjaan sekelompok teman
  • Keterampilan Interpersonal Dan Kelompok Kecil : Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil dalam belajar kooperatif, selain diminta untuk mempelajari materi yang akan diberikan, peserta Siswa juga diminta untuk mempelajari caranya agar siswa mampu berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bertindak sebagai anggota kelompok dan menyampaikan gagasan orang-orang dalam kelompok akan menuntut keterampilan khusus
  • Proses Kelompok : Proses kelompok Pembelajaran kooperatif tidak dapat berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi ketika anggota kelompok berdiskusi dan bekerja sama bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja kelompok yang bagus.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun