Mohon tunggu...
Muhammad Siddiq Rizki Purnama
Muhammad Siddiq Rizki Purnama Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Doktoral Pendidikan Matematika UNM Makassar

Mahasiswa Doktoral Pendidikan Matematika. Seorang guru matematika yang tertarik mendalami dan menyelidiki penyebab kesulitan setiap peserta didik dalam belajar matematika.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Penggerak dan Peningkatan Skor PISA Indonesia

17 Juni 2024   14:50 Diperbarui: 17 Juni 2024   15:02 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/Ini-Kata-Mereka-Tentang-Program-Guru-Penggerak 

           

         Salah satu tujuan dibentuknya Guru Penggerak (GP) oleh Kementerian Pendidikan pada tahun 2022 adalah meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Tentunya setelah mengikuti program guru penggerak, setiap guru penggerak diharapkan memiliki kompetensi kepemimpinan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dapat diartikan bahwa guru penggerak memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Tentunya dalam menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, guru penggerak yang sudah didik selama 6 (enam) bulan akan mempersiapkan pembelajaran secara matang sehingga kebutuhan belajar setiap peserta didik tidak terabaikan. Disinalah peran pembelajaran berdiferensiasi dalam pembelajaran. Tomlinson mengatakan bahwa ada tiga cara untuk mengetahui kebutuhan belajar peserta didik yaitu dengan cara mengukur kesiapan belajar mereka, memahami minat belajarnya, dan mengetahui profil belajar setiap peserta didik yang ada dalam kelas pembelajaran. Dengan mengetahui kesiapan belajar peserta didik diharapkan guru penggerak dapat menyesuaikan konten, proses dan produk yang akan diberikan saat pembelajaran berlangsung. Hal ini sangat bermanfaat dikarenakan setiap peserta didik akan memperoleh informasi dari guru sesuai dengan kemampuan kognitif yang mereka miliki. Peserta didik yang memiliki kemampuan memahami dengan cepat akan menerima konten pembelajaran yang berbeda pula dengan peserta didik yang memiliki kemampuan yang lambat dalam memahami konten pembelajaran. Selain mengetahui kesiapan belajar peserta didik, mengetahui minat belajar peserta didik juga menjadi salah satu cara yang ditempuh guru penggerak untuk menyiapkan konten yang menarik sehingga motivasi dan semangat peserta didik untuk belajar menjadi semakin tinggi. Tidak hanya sampai disitu, guru penggerak juga dilatih untuk menyiapkan profil belajar peserta didik yang meliputi potensi kecerdasan, gaya belajar, dan lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dari paparan di atas sudah sepantasnya apa yang dilakukan guru penggerak dalam proses pembelajaran di sekolah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik secara Nasional. Meningkatnya hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari meningkatnya kemampuan literasi yang mereka miliki. Meningkatnya kemampuan literasi peserta didik merupakan salah satu tujuan dari pendidikan abad 21 yang menekankan pada keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking dan problem solving), berkomunikasi (communication), dan kolaborasi (collaboration). Artinya, setiap peserta didik yang dihasilkan oleh Guru Penggerak memiliki daya saing secara Nasional bahkan Internasional.

         Seiring dibentuknya Guru Penggerak, Pada tahun yang sama pula peserta didik yang berusia 15 tahun atau jenjang SMP mengikuti Program International Student Assesment (PISA) 2022. Indonesia merupakan salah satu Negara dari 81 Negara peserta PISA tahun 2022. PISA merupakan lembaga internasional yang bersifat netral dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik yang berusia 15 tahun pada aspek kemampuan literasi matematika, membaca, dan kemampuan sains.  Pada tahun 2022 fokus penilaian PISA mengutamkan pada aspek literasi matematika yang berkaitan dengan penalaran dan pemecahan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Bukan berarti pada aspek kemampuan membaca dan aspek kemampuan sains menjadi diabaikan, akan tetapi proporsi soal yang diberikan tidak sebanyak pada aspek literasi matematika. PISA 2022 memiliki 8 (delapan) level kemampuan literasi matematika dari yang rendah sampai dengan yang tertinggi sebagai indikator tingkat kemampuan literasi matematika peserta didik usia 15 tahun di dunia. PISA 2022 menetapkan level skor paling rendah adalah 233 dan level paling tinggi dengan skor 669. Fakta mengejutkan terlihat dari hasil tes PISA Indonesia yang memperoleh skor kemampuan literasi matematika sebesar 366. Hasil PISA 2022 seolah menganulir semua usaha pembelajaran yang dilakukan oleh guru penggerak. Walaupun pada saat dibentuknya Guru Penggerak masih bisa dikatakan "seumur jagung". Artinya, tidak berlebihan jika eksistensi Guru Penggerak kedepan menjadi harapan semua pihak untuk memajukan sekaligus meningkatkan mutu pendidikan secara Nasional maupun Internasional. Jika nilai PISA masih pada kategori rendah saat tes PISA berikutnya maka evaluasi program pendidikan secara Nasional harus dilakukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun