Mohon tunggu...
Muhammad Alif Al Hakim
Muhammad Alif Al Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember//191910501029

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Usaha Pertanian Indonesia di Masa Depan

28 Desember 2020   09:12 Diperbarui: 28 Desember 2020   09:15 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia memiliki julukan negara agraris karena kebanyakan masyarakatnya bekerja sebagai petani. Hal ini juga didukung oleh keadaan iklim dan juga lahan di Indonesia yang sangat cocok bagi kebanyakan jenis tanaman. Budaya pertanian di Indonesia juga telah terbentuk dari zaman dahulu dimana teknologi pertanian yang mengandalkan insting dan juga peralatan sederhana dapat membuat pertanian di Indonesia bertahan hingga masa sekarang bahkan hingga dapat menghidupi banyak masyarakat di Indonesia.

Namun dengan semakin berkembangnya teknologi di bidang pertanian juga menjadi layaknya dua mata pedang dimana di satu sisi dapat memajukan pertanian di Indonesia, namun di sisi lain petani yang tidak dapat mengikuti tren perkembangan teknologi juga akan tertinggal dan tidak dapat berkembang lebih. Hal ini juga menjadi catatan penting bagi pertanian di Indonesia yang masih cenderung konvensional dibandingkan dengan negara-negara maju lain yang bahkan tidak memiliki kekayaan alam sebanyak Indonesia.

Usaha yang dapat dilakukan untuk menyongsong pertanian di masa depan haruslah  dilakukan oleh berbagai pihak dengan saling bekerjasama agar hasil yang tercapai dapat maksimal. Usaha dari pemerintah mulai dari pengelolaan lahan pertanian yang tepat dan juga konservasi lahan pertanian haruslah dilakukan agar nantinya kuantitas lahan pertanian sebagai media pertanian dapat tetap terjaga.

Pemberian subsidi dan juga pengetahuan mengenai teknologi-teknologi baru di bidang pertanian juga harus dilakukan oleh pemerintah yang dibarengi oleh kelompok tani agar petani-petani di Indonesia yang kebanyakan masih bertani secara konvensional dapat mengikuti perkembangan zaman dengan banyaknya teknologi dan rekayasa pertanian untuk mengurangi pengeluaran dan memperbanyak hasil pertanian.

Selain itu usaha dari petani sendiri untuk ikut belajar mengenai bagaimana teknologi pertanian juga harus dilakukan. Jika SDM petani di Indonesia meningkat walaupun jumlah petani menurun akan tetap memberikan dampak yang positif jika dibarengi dengan peran serta teknologi modern seperti mesin pengolah lahan ataupun bibit unggul yang lebih baik daripada bibit lokal. 

Jika hal ini dapat dilakukan maka tidak menutup kemungkinan jika pertanian di Indonesia akan lebih unggul dibandingkan dengan negara-negara lain yang telah menerapkan teknologi modern lebih dahulu. Ini dikarenakan gabungan antara potensi kekayaan alam dan juga teknologi modern akan sangat menguntungkan bagi pertanian di Indonesia pada masa mendatang apabila dapat dieksekusi dengan matang dan terstruktur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun