Mohon tunggu...
Muhammad Alif Al Hakim
Muhammad Alif Al Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember//191910501029

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengenal RCT, Metode Peraih Nobel Ekonomi yang Bisa Menuntaskan Masalah Kemiskinan di Indonesia

22 Oktober 2019   20:03 Diperbarui: 22 Oktober 2019   20:11 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Belum lama ini telah diumumkan nama-nama pemenang hadiah Nobel Ekonomi pada tahun ini. Ada 3 nama yang menjadi pemenang Nobel tahun ini. Nama-nama tersebut adalah Abhijit Banerjee, ekonom dari India, yang mengajar di Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan rekannya Esther Duflo yang berasal dari Prancis, serta ekonom Amerika Serikat bernama Michael Kremer yang mengajar di Harvard University, Amerika Serikat.

Ketiga nama ekonom yang berbeda kebangsaaan tersebut memenangkan hadiah Nobel karena inovasinya dalam penerapan metode untuk mengatasi permasalahan kemiskinan di negara berkembang. Mereka menggunakan metode randomised controlled trial (RCT) atau yang dikenal sebagai metode Uji Acak Terkendali.

Metode RCT mengharuskan peneliti untuk memilih responden secara acak, setelah itu mengategorikan responden ke dalam beberapa kelompok uji dan juga beberapa kelompok kontrol. Kemudian peneliti memberikan perlakuan berbeda terhadap tiap kelompok uji dan kelompok kontrol untuk mengidentifikasikan efek sebab akibat yang terjadi di dunia nyata. Metode ini memiliki tujuan untuk memecahkan masalah besar ke dalam pertanyaan spesifik yang dapat diuji pada unit analisis terkecil individu dan kelompok kehidupan masyarakat. RCT juga mendorong eksperimen berkala terhadap apa yang ingin diteliti di suatu kalangan masyarakat.

Pemberian hadiah Nobel bagi ketiga ekonom tersebut bisa dianggap sebagai sebuah pengakuan terhadap perkembangan yang pesat penggunaan metode eksperimen dalam mengatasi masalah kemiskinan. Hal ini mungkin bermanfaat bagi banyak negara yang menghadapi masalah kemiskinan seperti Indonesia yang isu kemiskinannya masih menjadi masalah utama.

Metode RCT sendiri awalnya ditemukan dan dikembangkan oleh Kremer yang sedang melakukan penelitian terhadap pendidikan di Kenya pada tahun 1990. Penerapan metode RCT bisa mengatasi masalah tentang pertanyaan mengenai bagaimana solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi masalah kemiskinan yang dari dulu menghantui banyak negara di dunia terutama negara yang sedang berkembang yang terhitung masih belum lama lepas dari penjajahan dan memiliki pendidikan yang belum memadai.

Berbagai riset yang telah dilakukan oleh suami-istri peraih Nobel yaitu Banerjee dan Duflo terdapat dalam buku terbitan mereka yaitu Poor Economics yang terbit pada tahun 2011. Banyak riset dari buku ini yang menggunakan metode RCT sebagai basis metode penelitian mereka.

Dalam bukunya, Banerjee dan Duflo juga banyak menyalurkan pemikiran untuk dijadikan saran bagi pemerintah dari negara yang mereka teliti agar kemiskinan bisa teratasi. Salah satu contohnya adalah saran bahwa pemerintah harus bisa melakukan langkah penjaminan agar kontrasepsi dipastikan bisa terjangkau untuk segala kalangan masyarakat. Hal ini didasari penelitian mereka yang dilakukan di wilayah kumuh di Cicadas, Bandung. Mereka meneliti seorang pengumpul sampah bernama Sudarno yang hidup bersama keluarga yang tidak bisa dibilang sebagai keluarga kecil. Sudarno memiliki 9 orang anak, hal ini terjadi karena Sudarno tidak bisa membeli kontrasepsi dan juga dia beranggapan bahwa semakin dirinya memiliki banyak anak maka akan semakin terjamin dirinya saat hari tua, syuku-syukur jika semua anaknya sukses dan bisa merawatnya saat hari tua. Hal ini yang mendorong Banerjee dan Duflo untuk memberikan saran bagi pemerintah agar faktor ketidaktahuan di masyarakat tidak membuat menjadi salah satu faktor penyebab kemiskinan.

Penerapan metode RCT bagi permasalahan kemiskinan di Indonesia bisa sangat relevan untuk diterapkan. Maslaah kemiskinan di Indonesia sangatlah kompleks sehingga membutuhkan pendekatan yang tepat. Sebenarnya metode RCT sudah pernah diteliti di Indonesia oleh seorang ekonom yang berasal daro World Bank bernama Joppe De Ree. De Ree melakukan penelitian kepada tenaga pengajar di Indonesia terutama pada perbedaan kategori guru yang telah mendapat sertifikasi dan juga guru yang belum mendapatkan sertifikasi.

Penelitian De Ree membuktikan bahwa pemberian sertifikasi ke guru juga memengaruhi emosional guru serta semangat guru dalam mengajar. Perbedaan tingkatan dan status guru, seperti guru honorer dan juga tenaga pengajar tetap juga dibahas dalam penelitian yang dilakukan De Ree. Hasilnya, De Ree menemukan banyak inovasi kebijakan yang bisa diambil untuk menuntaskan permasalahan guru honorer yang mengambil kerja sampingan yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya.

Dari contoh tersebut, tentunya metode RCT sangatlah cocok diterapkan di kalangan masyarakat Indonesia yang begitu banyak memiliki faktor permasalahan penyebab kemiskinan mulai dari tingkat pendidikan rendah, kesehatan yang buruk, dan juga terbatasnya akses untuk pemenuhan kebutuhan dasar.

Hal menarik lainnya dari peraih Nobel ekonom  tersebut adalah kedekatan salah satu peraih Nobel dengan masalah kemiskinan di Indonesia. Duflo yang merupakan peraih Nobel ekonom wanita kedua di dunia sangatlah dekat dengan kemiskinan di Indonesia. Untuk disertasinya sewaktu di MIT, Duflo melakukan penelitian tentang dampak pendidikan bagi upah kerja melalui program Sekolah Instruksi Presiden (Inpres) pada tahun 1973-1978. Ia menyimpulkan bahwa intervensi pemerintah lewat pembangunan Sekolah Inpres berdampak penting bagi peningkatan pendidikan dan upah kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun