Mohon tunggu...
Muhammad IkhwanurRamadhan
Muhammad IkhwanurRamadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

YANG PENTING YAKIN!!!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Trend Modifikasi Mobil oleh Arief Muhammad, Bagaimana Sikap sebagai Khalayak

7 Januari 2022   13:39 Diperbarui: 7 Januari 2022   14:01 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Khalayak adalah terminologi yang menurut Ross dan Nightingale (2003) jauh lebih kompleks untuk dipahami. Kompleksitas ini tak lain karena khalayak bukanlah benda dan bukanlah penerima konten dengan apa adanya saja. Khalayak melibatkan pengertian manusia itu sendiri yang tidak sekadar dilihat dalam bentuk jumlah atau angka-angka, tetapi ada berbagai aspek seperti psikologi, sosial, dan politik yang setiap orang berbeda walau dalam satu kelompok/komunitas bahkan keluarga yang sama.

Secara sederhana, kata khalayak/ audiensi yang diterjemahkan dari kata "audience" secara sejarah berasal dari kata audire yang berarti mendengar dalam bahasa Yunani ( Whitney,2009:126). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, khalayak diartikan--- salah satunya---sebagai " Kelompok tertentu dalam masyarakat yang menjadi sasaran komunikasi". Namun, dapat dikatakan bahwa mendekati konsep tentang khalayak lebih mudah melalui karakter khalayak itu sendiri dibandingkan melalui sebuah definisi yang baku. Mengapa? Karena manusia yang dalam konteks ini melekat kata khalayak (audiences) terhadapnya selalu mengalami perkembangan, tidak statis tapi tidak selamanya dinamis, kadang pasif dan juga dengan kemajuan teknologi khalayak menjadi aktif. Hal ini terkait juga dengan persepsi khalayak yang dalam beberapa riset disebutkan bahwa persepsi khalayak terhadap sebuah konten muncul dalam proses kognisi yang terstrukturasi dan terkadang sangat ekspresif.

Konsep khalayak merupakan kajian yang lebih awal dari teori-teori tentang komunikasi yang berkembang. Konsep ini bahkan mendekati retorikanya Aristoteles tentang "pathos". Dalam bidang jurnalisme secara khusus, dan juga kajian media massa secara umum, khalayak berasal dari kata latin audire yang berarti "mendengar". Oleh karena itu, karakter khalayak kemudian berkembang berdasarkan teknologi media itu sendiri. Keberadaan khalayak kemudian dipengaruhi pada awalnya oleh teknologi tulisan, kemudian teramplifikasi oleh teknologi percetakan dan bertransformasi akibat teknologi yang semakin baru yakni hadirnya komunikasi elektronik. Teknologi tulisan dan percetakan merupakan dasar sifat alami dari komunikasi itu sendiri. Hadirnya pembicara-pendengar tentu melibatkan apa yang disebut sebagai penulis-pembaca. Teori tentang khalayak media secara garis besar dimulai dari sebuah proposisi tentang bagaimana mendefinisikan karakteristik dari media itu sendiri yang secara kenyataannya khalayak itu bersifat remote, teratomisasi (anggota yang secara fisik terpisah-pisah dan tidak mengenal satu dengan yang lain), dan tidak diketahui oleh pembuat pesan dalam komunikasi massa, dan timbal balik (feedback) dari khalayak itu sendiri bersifat tipis, parsial, dan terstruktur

Salah satu karakteristik khalayak baru adalah interaksi di media siber. Interaksi yang selama ini seakan-akan tidak mendapatkan tempat di media massa tradisional. Khalayak dianggap sekadar menerima berita/informasi dari media dan tidak memiliki kuasa untuk memberikan timbal balik. Media siber dan munculnya media sosial kemudian memberikan semacam penyaluran bagi khalayak untuk berinteraksi tidak hanya di antara khalayak semata,melainkan juga dengan pihak media. Secara teknologi bahkan media-media online memberikan ruang yang cukup di bagian bawah pemberitaan untuk komentar maupun kritik dari khalayak.

Apabila kita kaitkan dengan trend Modifikasi mobil oleh arief muhammad, dapat disimpulkan bahwasannya penyebab trendingnya GR Yaris milik arief disebabkan karena mobil yang di produksi sangatlah terbatas. Sehingga mempunya harga nilai yang lebih tinggi. Kemudian yang menyita perhatian public yaitu karena pemesanannya yang sangat lama. Tak seperti membeli mobil biasa yang bisa langsung dikirim, berbeda dengan GR Yaris tersebut jika ingin mendapatkannya harus memesan terlebih dahulu selama bertahun-tahun. Banyak juga dari youtuber dan influencer yang membeli GR Yaris tersebut dan memosting di akun instagram mereka, sehingga menyebabkan menyita banyak perhatian khalayak. Dari penyebab-penyebab tersebut mayoritas dari berbagai khalayak di sosial media banyak dari mereka yang berambisi untuk memiliki mobil Toyota GR Yaris milik arief tersebut. Sedangkan mereka yang tidak begitu memahami dunia otomotif maka mereka akan lebih memilih mobil yang harganya lebih terjangkau. Bagi khalayak aktif menyikapi berita tersebut akan tetap ikut memesan mobil tersebut meskipun menunggu lama dan bisa dibilang mahal harganya. Khalayak pasif akan bersikap bodoamat atau tidak peduli dengan adanya mobil terbaru ini.

Khalayak pasif ini biasanya akan sering mengomentari postingan yang ada di istagram dengan membanding-bandingkan mobil lain. Khalayak menjadi aktif disebabkan karena mereka paham terhadap dunia otomotif, mereka sangat paham dalam dunia permesinan dan mereka tau nilai dari barang tertentu. Dengan finansial yang cukup mereka akan menjadi khalayak aktif dan mereka akan memburu mobil GR Yaris tersebut dan langsung berniatan utuk memodifikasi nya. Sedangkan mereka yang pasif disebabkan karena kurangnya ilmu tentang otomoti sehingga mereka banyak berkomentar dan membanding-bandingkan dengan mobil yang lebih terjangkau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun