Banjarmasin dan sungai adalah dua hal yang tak dapat terpisahkan. Kehidupan sehari-hari warga Banjarmasin pun tak perna lepas terhadap sungai ini.Â
Karena, melalui sungai lah mereka dapat melakukan mata pencaharian mereka. Lantas, bagaimana kehidupan mereka saat kemarau menemui Kota Seribu Sungai ini?
Saya bersama tim melakukan eksplorasi langsung bersama di lapangan, tepatnya di Kecamatan Banjarmasin Utara yang bermukim di bantaran Sungai Andai. Saya memperoleh dua responden yaitu Pak Irwan dan Ibu Siti.
Pertama, saya mewawancarai Bapak Irwan yang bermukim di Sungai Biuku. ada 2 hal yang saya tanyakan yaitu, Bagaimana kondisi desa setempat saat kemarau melanda dan apakah dapat memengaruhi ekonomi maupun aktivitas warga sekitar kemudian apakah ada peran pemerintah dalam menanggulangi kekeringan di sungai tersebut.Â
Pak Irwan pun menyatakan bahwa, apabila warga sekitar mengalami kekeringan mereka masih bisa menanggulangi nya dengan air ledeng / PDAM. Kemudian, peran pemerintah dalam menanggulangi juga cukup cekatan karena, tidak perlu ada laporan dari warga, pemerintah sudah ada bergerak.
Hal senada juga diutarakan oleh Ibu Siti yang sama-sama bermukim di Kecamatan Banjarmasin Utara. Beliau mengatakan bahwa warga masih bisa menanggulangi kekeringan tersebut dengan air PDAM. Walau terkadang, air tersebut bisa saja tidak jalan atau tersendat.Â
Kemudian terhadap sungai, terutama Sungai Andai, bu Siti menerangkan bahwa pada saat kemarau sungai akan hanya akan surut apabila saat siang hingga sore hari, namun pada saat malam hari sungai kembali pasang.
Kemudian, pada daerah Padat Karya ada perkebenunan yang pembudidayaannya berdasarkan air sungai. Walaupun kemarau, beliau mengatakan perkebunan masih bisa dilakukan karena masih ada PDAM yang dapat menanggulangi masalah tersebut.Â
Selanjutnya ibu Siti menambahkan bahwa wacana pemerintah untuk membuat siring pada bantaran Sungai Andai akan dilakukan guna menambah nilai estetika dan  ekonomi warga sekitar, terlebih di daerah tersebut juga ada objek wisata Selanjung Sungai Biuku (tuntong sungai).
Hasil yang kami dapatkan melalui dua koresponden tadi dapat disimpulkan bahwa meskipun kemarau melanda Kota Seribu Sungai ini, terutama pada masyarakat Banjarmasin Utara masih bisa ditanggulangi dengan air PDAM. Meskipun demikian, tidak selamanya kita dapat bertumpu pada hal tersebut, dikarenakan bisa saja air PDAM tersebut tersendat.
-