Mohon tunggu...
Manggala_Bintang
Manggala_Bintang Mohon Tunggu... Guru - Keterangan profil

U should do what yo should do

Selanjutnya

Tutup

Money

Peran Bisnis Makanan di Era Masa Pandemi Covid - 19

21 Desember 2020   22:48 Diperbarui: 21 Desember 2020   22:53 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Bangil - Sudah satu tahun lama nya kita hidup berdampingan dengan rasa kegelisahan. Pandemi covid 19 kini sungguh sangat meresahkan berbagai kalangan, khususnya UMKM kecil yang hidupnya bergantung dengan ramai tidak nya konsumen. Tak sedikit UMKM yg gulung tikar akibat dampak pandemi covid. Maka dari itu perlu adanya dorongan dari pemerintah daerah setempat agar para UMKM kecil masih bisa bertahan. Banyak upaya yg dilakukan UMKM kecil agar bisa tetap bertahan contohnya dengan promo banting harga, promo gratis ongkir dan lainnya yg bisa menggiurkan konsumen untuk membeli nya. 

Beda dengan bisnis makanan yang saat ini masih stabil. Dengan bantuan pemerintah berupa kebijakan baru dalam UMKM di Indonesia saat ini salah satu nya dapat bantuan dana dari pemerintah khusus nya di sektor pariwisata. Selain itu untuk tetap menstabilkan bisnis makanan diperlukan pemikiran yang kreatif dari segi promosi, seperti membuat viral dengan bantuan beberapa platform media sosial yang ada. 

dok. pribadi
dok. pribadi
Tak lain ditempat ini. Namanya Foodland bangil ditempat ini kita bisa menemukan beraneka ragam masakan, dari masakan khas Indonesia Arab bahkan Korea. Meskipun di era pandemi ini masyarakat bangil masih gemar berkuliner entah dengan keluarga pasangan atau lainnya. Meski dibilang stabil akan tetapi masih kurang dengan dibandingkan sebelum adanya pandemi. "Memang kita stabil mas, akan tetapi kalau dibanding kan dulu sebelum pandemi ya lebih rame dulu, cuma berbeda 10-20% saja" Ujar pak lukman selaku manager Foodland Bangil. Tak lupa peran kepala outlet masing masing stand yg berjuang keras mempertahankan bisnis nya. Seperti pak burhan "memang mas tempat ini ramai, akan tetapi kita masih bersaing dengan stand lainnya mas, itulah kita berlomba lomba meningkatkan kualitas dan kuantitas masakan kita" Pak burhan yang dulu setiap harinya bisa meraih omset 500 ribu perhari kini hanya mendapat 300 ribu perhari nya dalam menjual nasi goreng

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun