Mohon tunggu...
Muhammad Irsyadi Firdaus
Muhammad Irsyadi Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dampak Kebakaran Lahan Gambut Terhadap Peningkatan Suhu Bumi

1 Mei 2013   15:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:18 1463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13673969731588807408

Citra Indonesia dimata dunia kembali ternoda. Belakangan ini salah satu lembaga swadaya masyarakat Internasional (PEACE) yang mencantumkan kembali catatan Wetland Internasional dan Delft Hydraulic (LSM Internasional) mengenai peringkat Indonesia di urutan ke-3 sebagainegara penyumbang emisi besar di dunia. Emisi itu salah satunya adalah gas karbon dioksida (CO2). Gas ini diyakini sebagai penyebab pemanasan global, yang kemudian mengakibatkan perubahan iklim dunia.

Menurut laporan Wetland Internasional (WI) tertanggal 2 September 2006, akibat kebakaran hutan pada 1997, 1998 dan 2002 yang menghabiskan lahan hutan antara 1,5 dan 2,2 juta hektar, telah diemisikan CO2 sebesar 3000 hingga 9400 Mton (setara 818 hingga 2563 Mtonkarbon, dengan asumsi seluruh karbon adalah bagian dari CO2 hasil pembakaran). Nilai emisi tersebut setara antara 13 hingga 40% emisi dunia. Pada bagian lain laporan WI disebutkan bahwa nilai emisi karbon Indonesiadari kawasan gambut adalah 600 Mton akibat oksidasi karena pengeringan lahan dan 1400 Mton CO2 (setara 381 Mton karbon) akibat kebakaran lahan.

Kebakaran hutan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Tercatat pada tahun ini terdapat 20.850 titik kebakaran hutan di indonesia hanya dalam kurun waktu 9 bulan ( januari-september 2012). Angka ini mengalami peningkatan sebesar 26,7% dari tahun lalu yang mencapai 16.450 titik dalam kurun waktu yang sama. Total luas hutan yang terbakar mencapai 2.000 hektar. Total 92% kebakaran terjadi di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi sedangkan sisanya 8% terjadi di Jawa dan Bali. Kebakaran hutan itu juga salah satunya dari lahan gambut.

Gambut terbentuk dari timbunan bahan organik yang sebagian lapuk, menumpuk dalam jangka waktu yang sangat lama, dan selalu dalam keadaan basah. Lahan gambut menyimpan karbon secara signifikan, yaitu 20-35% dari total karbon yang tersimpan di permukaan bumi. Lahan gambut Indonesia memiliki kapasitas sebagai penyimpan karbon sebesar 3-6 kali lebih tinggi daripada lahan gambut di daerah yang beriklim sedang, menyimpan setidaknya 550 Gigaton karbon yang setara dengan seluruh biomassa teresrial lain (hutan, rerumputan dan belukar) atau dua kali jumlah seluruh karbon yang tersimpan pada hutan di seluruh dunia.

Tingginya kontribusi lahan gambut pada kebakaran hutan terlihat dari data WWF Indonesia dan ADB, dua lembaga swadaya masyarakat bidang lingkungan. Sebesar 80% kebakaran besar tersebut terjadi di lahan gambut (WWF, 2008). Sementara itu, ADB (1999) memperkirakan bahwa emisi karbon akibat kebakaran lahan gambut mencapai 75% dari total emisi karbon akibat kebakaran lahan tersebut. Dengan demikian, kebakaran lahan tersebut telah menambah kontribusi terhadap pemanasan global yang berdampak pada perubahan iklim.

Berdasarkan laporan bank dunia pada tanggal 18 November 2012 menyebutkan bahwa temuan ilmiah menegaskan manusia sebagai penyebab pemanasan global, dan perubahan-perubahan utama telah terlihat. Rata-rata temperatur global terus meningkat, sekarang ini telah mencapai 0.8°C lebih tinggi tingkat pra-industri. Peningkatan suhu bumi 4 derajat dapat dan harus dihindari – kita perlu mempertahankan peningkatan suhu bumi dibawah 2 derajat,” kata Presiden Grup Bank Dunia, Jim Yong Kim. Ini merupakan titik kritis. Sebab, berdasarkan hasil penelitian, kenaikan suhu 1 hingga 2 derajat celcius bisa menurunkan produktivitas pertanian. Ironisnya, bila musim hujan tiba, curah hujan justru tinggi. Diperkirakan curah hujan di Indonesia bertambah 2% - 3% pertahun. Sehingga mengakibatkan banjir hebat, seperti melanda Jakarta dan daerah lain pada januari lalu.

Melihat bahaya yang diakibatkan oleh emisi gas CO2 di udara maka diperlukan penanggulangan yang serius dengan cara melibatkan seluruh masyarakat serta bersama-sama dengan pemerintah dan pihak industri. Pemerintah, misalnya harus memperketat perizinan pada setiap pembukaan lahan untuk perkebunan. Adapun pihak perbankan juga bisa berperan dengan teliti sebelum mengucurkan dana pinjaman kepada perusahaan perkebunan. Penelitian dalam upaya pengendalian kebakaran lahan gambut sangat penting dilakukan. Oleh karena itu diperlukan kerjasama dari beberapa perguruan tinggi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun