Mohon tunggu...
Muhammad Arif Rahman
Muhammad Arif Rahman Mohon Tunggu... -

I am a freeman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Betul Kita Sudah Merdeka?

25 Oktober 2010   05:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:07 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita belum merdeka, pertanyaan itu muncul setelah kita merasa semakin tergantung kepada negara lain, contohnya saja mulai dari modal, teknologi, hingga grand design kebijakan ekonomi. bahkan negeri yang terkenal sangat subur ini semakin tergantung pada produk-produk pertanian negara lain. Bukan saja kedelai atau gandum, indonesia juga tidak mampu menyediakan gula, daging, bahkan buah-buahan.

Lebih menyedihkan lagi, banyak perusahaan-perusahaan negara jatuh ke tangan asing. Lantas apa yang salah dengan indonesia, yang pada awal kemerdekaan sangat disegani oleh negara lain? memang betul zaman serba bebas modal asing bisa masuk dan hengkang kapan saja dari indonesia. Tetapi dalam menghadapai perubahan zaman yang serba bebas tersebut ternyata indonesia belum siap sehingga akhirnya menjadi permainan negara-negara lain.

Memang negara kita sudah menjadi negara jajahan negara lain. di sektor perbankan misalnya sampai saat ini sudah belasan bank jatuh ke tangan asing dan beberapa lagi sedang menunggu izin dari BI untuk di ambil asing. Tak hanya di sektor perbankan, asing juga telah menguasai sektor pertambangan, telekomunikasi, hingga perdagangan, kita bukan anti asing, tetapi yang mereka berikan kepada negeri ini tidak sebanding dengan yang mereka ambil. di sektor pertambangan misalnya, mereka mengeruk isi perut bumi indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi negaranya.

Sementara di dalam negeri kita selalu menghadapi masalah energi. Padahal energi sanggat di butuhkan untuk menggerakan roda perekonomian negara. Sekali lagi kita mari bertanya apakah indonesia benar-benar sudah merdeka? kita memang telah merdeka dan tidak perlu lagi mengangkat bambu runcing untuk berperang melawan penjajah. Tapi kemerdekaan itu mungkin hanya untuk segelintir orang. Sementara ribuan bahkan puluhan ribu penganggur mengantri mengadu peruntungan di bursa kerja. Anak-anak sekolah terpaksa berhenti karena tak mampu lagi dengan biaya pendidikan. Belum lagi di kolong-kolong jembatan, beberapa kepala keluarga melamun menunggu jatah makan. Apakah ini yang di katakan merdeka?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun