Mohon tunggu...
Muhammad Arif Rahman
Muhammad Arif Rahman Mohon Tunggu... -

I am a freeman

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Belajar dari Buku Filsafat

15 Januari 2011   21:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:32 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Immanuel Kant dilahirkan pada 1724 di sebuah kota di prusia Timur Bernama Konigsberg, putra seorang pembuat pelana kuda. Dia tinggal di sana praktis sepanjang hidupnya hingga ia meninggal pada umur delapan puluh tahun. Keluarganya sangat sangat saleh, dan keyakinan agamanya sendiri menjadi latar belakang penting bagi filosofisnya. Seperti Barkeley, dia merasa sangatlah penting untuk melestarikan dasar-dasar kepercayaan keristiani.”

“ada dua jenis filosof. Yang satu adalah orang yang mencari jawaban sendiri bagi pertanyaan-pertanyaan filosofis. Yang satunya lagi adalah orang yang menjadi ahli dalam sejarah filsafat tapi tidak menyusun filosofisnya sendiri.”

“Dan Kant adalah jenis yang itu?”“Kant adalah dua-duanya. Jika dia hanya seorang profesor yang cemerlang yang ahli mengenai gagasan-gagasan dari para filosof lain, dia tidak akan pernah mengukir namanya sendiri dalam sejarah filsafat. Tapi penting untuk di catat bahwa Kant mempunyai landasan kuat dalam tradisi filsafat masa lalu. Dia akrab rasionalismenya Descrates dan Spinoza serta empirismenya Locke, Barkeley, Dan Hume.”

“Dan apa sesungguhnya pendapat Kant?”“Kant beranggapan bahwa baik `Indra` maupun `akal` sama-sama memainkan peranan dalam konsepsi kita mengenai dunia. Tapi dia beranggapan bahwa kaum rasionalismelangkah terlalu jauh dalam pernyataan mereka tentang seberapa banyak akal dapat memberikan sumbangan, dan ia juga beranggapan bahwa kaum empiris memberikan tekanan terlalu besar pada pengalaman indra.”

“Kant menyatakan bahwa bukan hanya pikiran menyesuaikan diri dengan segala sesuatu. Segala sesuatu itu sendiri menyesuaikan diri dengan pikiran. Kant menyebut ini Revolusi Copernicius dalam masalah pengetahuan manusia, dengan itu yang di maksudkannya adalah bahwa itu sama baru dan sama bedanya dari pemikiran sebelumnya seperti ketika Copernicius menyatakan bahwa bumi berputar mengelilingimatahari dan bukan sebaliknya.”

“Menurut Kant, hukum moral itu sama mutlaknya dan sama universalnya dengan hukum kausalitas. Itu pun tidak dapat di buktikan dengan akal, namun tetap mutlak dan tidak dapat diubah. Tak seorang pun dapat menyangkalnya.”

“Ketika Kant menggambarkan hukum moral, sesungguhnya dia menggambarkan hati nurani manusia, Kita tidak dapat membuktikan apa yangdi ,katakan oleh hati nurani kita, tapi kita tetap saja mengetahuinya.”“Dalam hal ini Kant membagi manusia menjadi dua bagian dengan cara yang bukannya tidak sama dengan cara Descartes menyatakan bahwa manusia adalah makhluk gandayaitu yang mempunyai badan dan pikiran. Sebagai makhluk material, kita seluruhnya dan sepenuhnya tergantung pada hukum kausalitas yang tak terpatahkan, kata Kant. Kita tidak memutuskan apa yang kita lihat – penglihatan mendatangi kita karena adanya tuntutan dan mempengaruhi kita apakah kita menyukainya atau tidak. Tapi kita bukan semata-mata makhluk mateial kita juga makhluk berakal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun