Mohon tunggu...
Akmal Al Qudsiyyi
Akmal Al Qudsiyyi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

i'm an ordinary person i'm nothing :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lulus Kuliah, Mahasiswa Harus Amanah

17 Desember 2012   02:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:31 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13557130941095376083

Semarang - Beberapa mahasiswa terlihat antusias mengikuti diskusi tentang mahasiswa dan lingkungannya setelah lulus dari kuliah. Diskusi tersebut merupakan salah satu rangkaian Malam Keakraban (Makrab) dan Sarasehan dengan tema “Mahasiswa Pasca Kelulusan: Peran dan Kontribusinya Bagi Masyarakat” yang diadakan oleh Keluarga Kudus Semarang (KKS) pada Sabtu – Ahad, (15 – 16/12) di Rumah Joglo Ageng, Gunungpati Semarang. Sekitar 40 mahasiswa kampus se-Semarang serta beberapa santri Pondok Pesantren Sunan Gunung Djati Ba’alawi, Gunungpati, Semarang mengikuti acara tersebut. “Dengan sarasehan, diskusi ini menjadi lebih hidup dan mengena dalam diri peserta,” tutur Ricky Rahman selaku ketua panitia Malam Keakraban (Makrab) dan Sarasehan KKS.

Dalam diskusi Sabtu malam (15/12) itu, KH. Drs. Masroni yang menjadi pembicara menjelaskan bahwa pemuda merupakan penerus bangsa. Di tangan merekalah tergantung kemajuan dan arah bangsa. “Dunia kampus adalah dunia teori dan masyarakat adalah fakta yang ada. Apa yang dipelajari oleh mahasiswa di kampus adalah sebatas pada teori. Sedangkan ketika berkecimpung di dalam masyarakat, maka teori itulah nanti yang akan diterapkan,” tambahnya.

Mantan pegawai negeri dan pengasuh Pondok Pesantren Sunan Gunung Djati Ba’alawi, Gunungpati, Semarang itu mengatakan bahwa ketika mahasiswa kembali ke masyarakat, minimal dia menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Maka sikap amanah, jujur, adil, bijaksana dan mengerti kondisi masyarakat adalah sifat yang harus dimiliki seorang sarjana. Dengan begitu, maka dia akan menjadi panutan dan teladan bagi masyarakatnya. “Salah satu tujuan kembali ke masyarakat adalah membimbing diri sendiri dan juga menjaga nama baik almamater. Sedangkan tujuan umumnya adalah membimbing masyarakat, memperhatikan kondisi dan memberikan manfaat pada masyarakat.

Kuliah Kehidupan itu Tidak Mudah

Kuliah kampus itu mudah karena tidak bersinggungan langsung dengan kehidupan luar yang lebih ekstrim. Adapun kuliah kehidupan merupakan kuliah yang sesungguhnya dimana para “mahasiswa” harus pandai-pandai mengatur dirinya sehingga tidak merugi. Tentang pekerjaan misalnya, para sarjana kampus tidak boleh serta merta menjadi pekerja tetapi harus menciptakan lapangan pekerjaan. “Kalau mencari kerja semua, maka apa bedanya orang yang berpendidikan dengan yang tidak berpendidikan?,” tanya kiai alumnus Universitas Sultang Agung (UNISSULA) itu ketika menjawab salah satu pertanyaan peserta. Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa yang dibutuhkan di masyarakat adalah bukti yang nyata, sehingga pandangan masyarakat terhadap diri seseorang akan muncul dengan sendirinya.

Sebelumnya, pada Sabtu siang (15/12) panitia juga menggelar diskusi dengan tema “Silaturrahim Mahasiswa Kudus dalam Perantauan” dengan pemateri Syariful Anam selaku senior KKS yang membahas tentang organisasi daerah dan perannya, kesadaran organisasi dan jaringan komunikasi dengan organisasi lain serta pemerintah daerah Kudus. “Semoga ilmu dan pengalaman dari diskusi ini menjadikan mahasiswa asal Kudus bisa menerapkan semboyan gusjigang (akhlake bagus, pinter ngaji lan terampil dagang),” jelas Muhammad Ibnu Izzul Ma'ali selaku ketua Keluarga Kudus Semarang Periode 2012-2013 dalam penutupan acara tersebut, Ahad pagi (16/12).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun