Peringatan Hari Buruh Sedunia, 1 Mei, digelar secara serempak di sejumlah kota besar di Indonesia, dengan aksi unjuk rasa yang melibatkan anggota berbagai serikat buruh.
Mereka secara umum menuntut perbaikan sistem kerja yang selama ini dianggap tidak pernah menguntungkan kaum buruh.
Di Jakarta, para pengunjuk rasa mendatangi jalan di depan Istana Merdeka, gedung DPR/MPR serta kantor Menteri Tenaga Kerja.
Secara umum, mereka menuntut agar sistem kontrak kerja serta outsourcing atau sub kontrak, dihapuskan.
Para buruh juga menuntut ada standarisasi apa yang mereka sebut sebagai upah layak nasional. Wakil Presiden Yusuf Kalla dalam jumpa pers Selasa menolak anggapan bahwa upah buruh di Indonesia murah.
"Kalau dibanding Singapura tentu murah. Kalau dibanding Cina, Vietnam dan India juga hampir sama," kata Wapres Kalla.
Selain di jakarta, perayaan hari buruh internasional juga digelar di sejumlah kota besar seperti Semarang, Surabaya dan beberapa kota di luar Jawa.
Selain menuntut perbaikan sistem kerja, para buruh di wilayah ini juga menuntut penyelesaian kasus-kasus tingkat lokal yang mereka alami.
Di sisi lain, aktivis buruh mencela tindakan Pemerintah Kota Surakarta merekrut tenaga alih daya untuk mencukupi kebutuhan pegawai Mereka menuding pemerintah sengaja melanggar peraturan mengenai ketenagakerjaan Ketua Serikat Pekerja Nasional SPN Surakarta Hudi Wasisto mengatakan selama ini pemerintah selalu menjadi tempat mengadu bagi pekerja yang merasa diperlakukan tidak adil oleh pengusaha nakal Tapi ternyata sekarang pemerintah justru memberi contoh yang buruk kata dia kemarin Pemerintah Kota Surakarta merekrut pekerja alih daya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H