Mohon tunggu...
Mohammad Sholeh
Mohammad Sholeh Mohon Tunggu... -

nelayan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pernyataan Ketua PMII Jatim Terkait Tragedi Puger Adalah Asbun

18 September 2013   09:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:44 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernyataan Ketua PMII Jawa Timur Fairouz Huda di media NU Online, Rabo (11/9), yang menyatakan “kasus itu belum tentu terkait dengan konflik bernuansa aliran keagamaan, yakni antara Syiah dan Sunni. Ia menilai ada kemungkinan besar tragedi ini berkaitan dengan tambang emas di kawasan itu”. Pernyataan tersebut sangat tidak berdasarkan fakta yang sebenarnya dan asal bunyi alias asbun.

Daerah Puger, baik Puger Wetan maupun Puger Kulon adalah sebagian besar masyarakat nelayan bukan wilayah pertambangan, apalagi tambang emas, oleh karenanya pernyataan Ketua PMII Jatim jauh dari fakta yang sebenarnya.

Sebagai institusi kemahasiswaan dalam membuat pernyataan seharusnya berdasar pada fakta, baik fakta giografis maupun fakta sosial budaya agar supaya tidak menyesatkan, untuk itu lebih baik diam kalau belum memahami fakta yang sebenarnya.

Untuk memahahami tragedi puger, kami sajikan dua kronologis peristiwa, yaitu, peristiwa pada tanggal 30 Mei 2012 dan tanggal 11 September 2013, paling tidak sebagai bahan renungan.

PERISTIWA 30 MEI 2012

Bahwa warga NU Pugerwetan pada tanggal 7 Mei 2012 bermaksud mengadakan pengajian dalam rangka peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW, yang hendak mengundang .1. KH. Romzi dari Ponpes Nurul Jadid Paiton Probolinggo. 2. KH. Khoiruz Zad, Ro’is Syuriah NU Cabang Kencong. 3. Habib Muhdhor dari Kecamatan Tanggul Jember. Ketepatan Ustadz Fauzi diminta oleh panitia pengajian untuk mengundang Kyai-Kyai tersebut.

Rencana pengajian tersebut dianggap oleh kelompok Ustad Ali yang di Motori oleh Yek Zen alias Zen Bin Abdullah Al-Hamid (menantu Ustad Ali) akan menyudutkan kelompoknya, oleh karena itu upaya provokasi dan intimidasi terhadap Ustad Fauzi dilakukan oleh Yek Zen dan Kawan-kawan dengan maksud untuk membatalkan rencana pengajian tersebut, tentu saja Ustadz Fauzi tidak mau, sehingga terjadilah pertengkaran di dalam rumah Ustadz Fauzi. :


  1. Bahwa pada tanggal 30 Mei sekitar pukul 16.30 seorang tokoh NU Puger kulon, yaitu,Ustad Fauzi sedang berada di dalam rumah bersama H. Sofyan, tiba-tiba segerombolan orang datang yang diperkirakan 10 (sepuluh) orang, 7 (tujuh) orang diantaranya masuk ke dalam rumah Ustad Fauzi dan 3 (tiga) orang yang lain berada di luar rumah. Dari salah satu ketujuh orang yang masuk rumah tersebut membawa kamera video atau handy came yang digunakan untuk mengabadikan gambar Ustad Fauzi. Dari ketujuh orang tersebut 4 (empat) orang diantaranya dikenali oleh Ustad Fauzi, keempat orang tersebut adalah :

1.Yek Alwi alias Alwi Bin Ali Al-Hamid (Alamat Tanggul)

2.Yek Muhsin alias Muhsin Bin Abdullah Al-Hamid (Alamat Tanggul)

3.Yek Zen Alias Zen Bin Abdullah Al-Hamid (Alamat Puger Kulon-Puger)

4.Sdr. Arif (Alamat Mojosari-Puger)

Keempat orang tersebut adalah pendukung Yek Ali pengasuh Pompes Darus Solihinm puger kulon yang menganut paham Syi’ah.


  1. Bahwa pada saat itu, salah satu dari ketujuh orang menanyakan kepastian tentang orang yang ditemuinya adalah benar-benar Ustad Fauzi. Setelah mengetahui bahwa orang yang ditemuinya adalah benar-benar Ustad Fauzi, kemudian dengan nada tinggi Yek Muhsin menanyakan kepada Ustad Fauzi apa benar besok tanggal 7 Mei ada perang, lalu dengan nada tinggi pula Yek Alwi mengatakan “Besok tanggal 7 ada banjir darah”.
  2. Bahwa atas pertanyaan Yek Muhsin serta pernyataan Yek Alwi dengan nada tinggi tersebut, suasana di rumah Ustad Fauzi menjadi gaduh sehingga mengundang perhatian warga sekitar. Salah satu warga yang diketahui bernama H. Satuki kemudian masuk kerumah ustad fauzi dan mencoba mengingatkan tamu-tamu Ustad Fauzi tersebut untuk berlaku sopan ketika bertamu.
  3. Bahwa atas peringatan H. Satuki tersebut, kelompok Yek Alwi dkk merasa tidak terima kemudian seseorang yang diketahui bernama Arif berusaha memukul Ustad Fauzi.
  4. Bahwa atas perilaku arif tersebut H. Satuki menghalanginya dan berusaha melindungi Ustad Fauzi dari serangan Arif.
  5. Bahwa saat itu, H. Satuki mendapat penganiayaan yang berupa pukulan benda tajam yang diduga berupa pedang yang dihamtamkan oleh salah satu orang dari kelompok Yek Alwi dan mengenai tulang iga bagian kanan.
  6. Bahwa atas pukulan itu H. Satuki beruntung tidak terluka akibat sabetan benda tajam tersebut, namun H. Satuki terjatuh dan mendapat luka lecet serta memar ditangannya akibat terbentur tembok.
  7. Bahwa kemudian kegaduhan yang berujung penganiayaan tersebut berlanjut sampai di teras rumah Ustad Fauzi, dan mengundang perhatian tetangga sekitar yang kemudian bermaksud melerai. Salah satu diantaranya adalah Sdr. Sapan dan Sdr. Eko Mardi Santoso
  8. Bahwa Sdr. Sapan dan Sdr. Eko Mardi Santoso yang sedianya bermaksud melerai ternyata justru menajadi sasaran amukan dari kelompok Yek Alwi dkk. Yang akibatnya pelipis Sdr. Eko Mardi Santoso robek akibat sabetan benda tajam yang diduga sebilah pedang.
  9. Bahwa Sdr. Eko Mardi Santoso mendapat ancaman dari salah satu penyerang yang mengancam agar pengajian pada tanggal 7 Mei 2012 yang diadakan oleh warga NU pugerwetan dibatalkan, sebab kalau tidak akan terjadi banjir darah di puger.
  10. Bahwa diketahui saat itu 3 (tiga) dari ketujuh orang tersebut membawa senjata tajam jenis pedang.
  11. Bahwa atas peristiwa penyerangan tersebut mengakibatkan jatuh korban luka yaknI Sdr. Eko Mardi Santoso dan H. Satuki.
  12. Bahwa atas peristiwa penyerangan tersebut, diri dan keluarga Ustad Fauzi merasa terancam jiwa dan raganya.

13.Bahwa setelah peristiwa penyerangan tersebut, Sdr. Eko Mardi Santoso melaporkan kepada pihak Polres Jember dengan nomor laporan TBL/483//V/2012/JATIM/RES JEMBER pada tanggal 31 Mei 2012 sekitar pukul 00.20 WIB.

14.Bahwa atas dasar laporan tersebut pihak kepolisian telah menangkap beberapa orang yang diduga terlibat dalam peristiwa penyerangan tersebut.

15..Bahwa pada tanggal 31 Mei 2012 pagi hari, sesuai dengan temuan Tim Pencari Fakta PCNU Kencong, Mayor Isa mendatangi Mapolres Jember kemudian 4 (empat) orang yang diduga terlibat dalam penyerangan tersebut dibebaskan oleh Polres Jember, dan salah satu diantara orang yang dibebaskan tersebut adalah Yek Alwi.

16.Bahwa setelah peristiwa penyerangan tersebut Ustad Fauzi masih medapakan teror sms, diantaranya dari nomor 083847272734 pada tanggal 5 Juni 2012 pukul 14.12 WIB dan tanggal 6 Juni pukul 22.20 WIB yang isinya kalimat-kalimat cemooh dan kotor yang seharusnya tidak disampaikan oleh orang-orang yang berbudaya.

17.Bahwa teror sms tersebut masih diterima oleh Ustad Fauzi, pada tanggal 25 Juni 2012 pukul 09.04 WIB kalimat tidak senonoh kembali dilntarkan dalam sms tersebut. Bahkan kalimat yang bernada ancaman untuk membunuh Ustad Fauzi juga disampaikan dari nomor yang sama pada tanggal 25 Juni 2012 pukul 08.56 WIB. Adapun isi sms tersebut sebagai berikut : “Kok gampang kate nyerang Darus Sholihin. Ojo enak-enak mati ndisek kon bauzi”.

18.Bahwa atas rangkaian peristiwa tersebut, sudah sepatutnya diduga ada indikasi percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok Yek Alwi kepada Ustad Fauzi.

19.Dan dapat kami sampaikan bahwa kejadian tersebut benar-benar telah direncanakan oleh pihak atau kelompok Yek Zen alias Zen bin Abdullah Al-Hamid. Dkk. Namun demikian Polres Jember belum dapat membongkar kasus tersebut, sehingga para pelaku penyerangan berkeliaran dengan bebas.

20.Atas kejadian tersebut hari rabo 4 juli 2012 Tim Advokasi dan MWC NU Puger mendatangi Mapolres Jember. Dalam pertemuan itu Kapolres mengakui dengan tegas bahwa peristiwa tersebut benar telah direncanakan oleh kelompok Yek Alwi Dkk, namun pihaknya belum bisa menangkap karena terkendala dengan barang bukti

PERISTIWA RABO 11 SEPTEMBER 2013

1.Yayasan Pendidikan Islam Darus Sholihin Puger Kulon mengirimkan surat, nomer384/YPIDS/IX/2013, tertanggal 5 September 2013, perihal pemeberitahuan dan permohonan bantuan keamanan akan menyelenggarakan carnaval oleh Yayasan Pendidikan Islam Darus Sholihin Puger

2.Rakor FORPINDAPLUS,MUI, Depag Kab Jember, PC NU Kencong, PC NU Jember, PD Muhammadiyah Jember dan MUSPIKA Kecamatan Puger, pada hari senin 9 Spetember 2013, jam 19.00 sampai dengan jam 22.30. WIB yang membahas pemeberitahuan dan permohonan bantuan keamanan untuk menyelenggarakan carnafal dari Lembaga Pendidikan Islam Darus Sholihin.

3.Hasil rakor memutuskan untuk sementara waktu sampai ada pemberitahuan lebih lanjut : Melarang Lembaga atau ormas yang ada di Desa Puger Wetan dan Puger Kulon untuk mengadakan carnaval atau kegiatan yang bisa menimbulkan gangguan Kamtibmas, mengingat situasi dan kondisi di Puger saat ini khususnya Puger Wetan dan Puger Kulon pasca knflik belum stabil

4.Pada hari rabo 11 September 2013, Yayasan Darus Sholihin atau PP Darus Sholihin tetap memaksa melaksanakan kegiatan carnaval.

5.Melihat hal tersebut, pihak Kepolisian melakukan langkah antisipasi dengan memasang barikade pagar berduri guna menghalangi pelaksanaan carnaval tersebut.

6.Tanpa menghiraukan larangan dari pihak Kepolisian, peserta carnaval berusaha menjebol barikade pagar berduri, perserta carnaval melempari batu ke arah Polisi, sehingga menyebabkan kepala Ajun Inspektur satu Suparman bocor kepalanya.

7.Warga yang mengetahui peserta carnaval menjebol barikade dan melempari batu ke Polisi, emosinya tersulut lalu mendatangi Yayasan Darus Sholihin atau PP Darus Sholihin dan merusak fasilitas Pondok dan sepeda motor yang di parkir di halaman Pondok.

8.Peserta carnaval mendapat kabar bahwa Pondok sedang di rusak oleh warga, lalu mereka berbalik menuju Pondok guna mengejar para pengerusak.

9.Sekitar jam 14.00, peserta carnaval menyerang dan merusak rumah warga dan membakar perahu milik warga Sunni.

10.Mendengar kejadian tersebut, Eko Mardi Santoso, yang tidak lain adalah menantu keponakan Ustadz Fauzi, pergi menuju sungai guna memeriksa perahu yang di bakar oleh massa peserta carnaval, dan diketahui perahu milik H. Atim ikut terbakar. Melihat kejadian tersebut, Eko Mardi Santoso berteriak lantang dengan mengatakan “kalau Syi’ah tidak di habisi akan terus begini”

11.Mendengar teriakan Eko Mardi Santoso, massa peserta carnaval langsung menyerang Eko Mardi Santoso dengan lemparan batu hingga terjatuh, melihat Eko Mardi Santoso terjatuh massa carnaval tetap saja menghujani batu sampai wajahnya hancur.

12.Peristewa tersebut di ketahui oleh Ketua MWC NU Puger yaitu Gus Dofir, lalu Gus Dofir bergegas melaporkan kejadian tersebut ke aparat yang sedang bejaga, namun aparat tidak ada yang mau menghampiri ke TKP, dengan alasan tugasnya menjaga pos yang telah ditentukan dan di larang meninggalkan posisinya sebelum ada perintah.

13.Dan di dapati Eko Mardi Santoso diangkut kendaraan aparat guna dilarikan ke RSUD Balung dalam kondisi kritis, namun sesampainya di RSUD Balung nyawa Eko Mardi Santoso tidak tertolong.

14.Eko Mardi Santoso adalah menantu keponakan Ustadz Fauzi, yang menjadi korban pembacokan pada tanggal 30 Mei 2012 dan kasusnya masih belum terungkap secara konprehensip.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun