Mohon tunggu...
muhammad hasan
muhammad hasan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seorang kuli pabrik yang ingin jadi guru dan penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kuntilanak di Pohon Bambu

11 Februari 2014   06:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:57 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Engkaulah yang dulu memilihku
Engkaulah pula yang menjelekkanku
Aku pinta ayo kita bersatu
Mencegah banjir yang datang selalu
Namun engkau tak mau
Topeng monyet ku larang semua bersatu
Di tivi tivi ramai mencelaku
Ketika aku menyeru
Buanglah sampah ke tempat yang kamu sudah tau
Kau buang di tempat yang kau mau
Di sungai dan kali kau buang sampahmu
Tivi tivi pun diam membisu
Monyet lebih dihormati daripadaku
Ada yang bilang gubernur topeng monyet
pemimpinku
Ya memang harus pake topeng monyet mukaku
Karena yang ku pimpin tak jauh dari itu
Ketika banjir menyapamu
Enkau teriak lehermu kaku
Kemana gubernurku
sudah di gaji kerja tak mau
Kemana gubernurku
turun saja dari kursi mu
Ketika lapar dan dingin menghantuimu
Lagi engkau berteriak lugu
Kemana gubernurku
aku butuh BANTUANMU
Begitulah kebanyakan dari masyarakat kita.
Bisanya cuma menyalahkan. Ketika di ajak menuju
perbaikan tak ada yang mau giliran bencana datang
pemerintah yang disalahkan. Tapi ujung ujungnya
minta bantuan juga.
Oleh: Muhammad Hasan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun