Mohon tunggu...
Muhammad Faizal Indra Saputra
Muhammad Faizal Indra Saputra Mohon Tunggu... lainnya -

Ingin Menjadi Orang yang Berguna Bagi Keluarga, Teman, Masyarakat, Bangsa dan Negara.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Papua Antara Pendapat di Masyarakat dan Fakta yang Ada

22 Oktober 2013   16:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:10 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah anda mendengar pendapat seperti ini. “Papua itu daerah yang rawan konflik dan tidak aman untuk dikunjungi apalagi untuk ditinggali”. “Papua itu adalah daerah yang masih terpencil dan hanya ditinggali oleh suku-suku pedalaman, tempatnya masih sangat terpelosok dan tertinggal”.

Banyak orang yang belum pernah menginjakan kaki di Papua berpendapat seperti itu, bahwa daerah di papua masih sangat tertinggal. Hal inilah yang membuat banyak teori yang berkembang di masyarakat, bahwa situasi dan kondisi di Papua masih sangat tertinggal dari daerah di Indonesia lainnya, dan tidak aman untuk dikunjungi. Teori ini banyak berkembang di masyarakat khususnya di wilayah Indonesia bagian barat.

Tetapi faktanya daerah di Papua tidak seperti yang di kira oleh kebanyakan orang. Di Papua seperti di daerah Sorong Tidak kalah maju dengan daerah di Indonesia lainnya. Lalu sebenarnya faktor apa yang membuat opini publik seperti ini dapat terjadi. Jika di telusuri memang banyak hal yang membuat banyak orang yang belum pernah menginjakan kakinya di papua dapat membuat opini seperti itu. Seperti yang kita ketahui teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah sangat canggih. Orang yang belum pernah datang kesuatu tempat dapat dengan mudah mendapatkan informasi tentang tempat tersebut, seperti melalui televisi, radio, dan internet. Akan tetapi terkadang informasi yang di dapatkan itu tidak berimbang dan terkesan sepihak, karena tidak diikuti dengan informasi yang menyeluruh tentang tempat tersebut. Seperti ketika kita melihat berita di televisi tentang adanya perang antar suku yang terjadi di wamena atau di daerah papua lainnya. Hal ini akan membentuk opini publik pada orang-orang yang belum pernah datang ke Papua, bahwa Papua adalah tempat yang rawan dengan konflik dan tidak aman untuk di kunjungi. Kemudian ketika kita menonton acara reality show seperti “Jejak Petualang” tentang ekspedisi di alam papua yang masih sangat asri dan terpencil, ataupun film yang di buat tentang papua seperti Denias dan Lost in Papua. Orang yang belum pernah datang ke papua dan menonton acara tersebut pasti akan berpikiran bahwa daerah papua itu masih sangat terpencil dan tertinggal dari daerah lainnya di Indonesia. Ketika opini sepihak ini di sampaikan kepada orang lain yang juga masih awam tentang papua dan diteruskan dari mulut kemulut dan di sebar luaskan melalui media informasi. Ini akan membuat suatu teori yang akan berkembang luas di masyarakat tetapi tidak berimbang dengan fakta lain yang ada di papua yang belum di ketahui oleh masyarakat luas.

Di perlukan usaha yang serius dari kita semua untuk meluruskan informasi yang tidak berimbang tersebut. Kita perlu memberikan pemahaman kepada masyarakat luas bahwa keadaan di Papua tidak seperti itu adanya. Bayak hal positif yang terdapat di Papua, dan di Papua sendiri kota-kotanya sudah sangat berkembang dan tidak kalah dengan daerah di Indonesia lainnya. Jika masyarakat sudah dapat memahami kondisi ini tentunya akan banyak orang-orang tertarik untuk datang ke Papua dan membuat kota- kota di Papua semakin berkembang. Dan tentunya tidak menutup kemungkinan  papua akan berkembang pesat seperti kota-kota besar yang ada di Jawa dan daerah di Indonesia lainnya.

13824339041117346158
13824339041117346158

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun