Mohon tunggu...
Muhammad Areev
Muhammad Areev Mohon Tunggu... -

Hanya seorang yang ingin menulis. Menulis dari apa yang dilihat,didengar dan dirasakan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilu 2014 "Money Politics" Masih Merajalela

12 April 2014   22:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:45 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lega rasanya setelah selesai memberikan suara dalam Pemilu legislatif tahun 2014 ini, selain itu ini juga merupakan kali pertama saya ikut nyoblos setelah memenuhi kriteria orang yang berhak memilih yaitu minimal berusia 17 tahun.

Apresiasi memang patut kita berikan kepada calon-calon legislatif dalam kampanyenya terlihat begitu peduli dengan rakyat, mendengar tangisan rakyat serta siap menyampaikan Aspirasi rakyat. Hampir setiap calon legislatif terlihat demikian dalam kampanyenya. Terkadang untuk duduk di bangku panas legislatif para calon-calon ini melakukan berbagai macam cara termasuk dengan “Money Politics” (politik uang). Money politik ini memang bukan hal yang baru di kancah politik Indonesia bahkan di pemilu-pemilu sebelumnya banyak saya mendengar kata “siapa yang coblos si A  akan di kasih uang segini” walaupun waktu itu saya belum bisa memilih tapi banyak saya mendengar kabar-kabar burung tersebut.  Money politic memang sudah menjadi rahasia umum di Indonesia. Untuk tahun ini saya yang sudah berhak memilih kembali mendengar kata-kata tersebut dari seorang teman saya sendiri sebut saja namanya si A. Si A ini yang katakan pada saya dia di kasih uang seratus ribu untuk memilih si caleg. Menurut saya memang tidak salah kalau kita menerima uang tersebut. Sedeqah orang kok ditolak ! Yang saya tidak suka dari orang-orang yang melakukan money politic tersebut seakan-akan kesejahteraan rakyat, kedaulatan rakyat dapat dihargai dengan uang ratusan yang mereka berikan tersebut. Jadi kalau kita orang yang menerima money politic tersebut jangan salahkan mereka ketika nanti mereka terpilih sebagai wakil rakyat baik di tingkat kabupaten, provinsi, daerah bahkan nasional mereka melakukan yang namanya KORUPSI. Maklum saja, mereka telah menghabiskan banyak dana untuk berkampanye jadi bagaimana caranya modal yang begitu banyak yang mereka habiskan untuk kampanye harus kembali seperti semula. Caranya ya “KORUPSI”. Tapi kita do’akan sama-sama yang menjadi wakil rakyat nanti benar-benar orang yang peduli ke Rakyat, mendengarkan Aspirasi Rakyat. Nah, untuk mencapai kehidupan rakyat yang sejahtera dan makmur  salah satu syaratnya adalah adanya seorang Pemimpin yang adil. Semoga yang terpilih nanti adalah benar-benar seorang pemimpin yang adil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun