Mohon tunggu...
MUHAMAT MUHAMAT
MUHAMAT MUHAMAT Mohon Tunggu... Dosen - saya seorang dosen di Prodi Biologi Fakultas MIPA universitas Lambung Mangkurat

Hobi saya mencintai lingkungan yang alami berharap banyak tidak banyak wilayah yang diubah manusia untuk kepentingan ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sedih di Awal Tahun 2024 "Kasus Demam Berdarah Dengue Meledak!"

6 Mei 2024   10:27 Diperbarui: 6 Mei 2024   10:30 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal tahun 2024 ini sering kegiatan politik mewarnai suasana seluruh masyarakat Indonesia.  Dari ujung Barat sampai Ujung Timur Indonesia yang dibicarakan tentang politik terutam pemilihan Presiden dan wakil presidan serta legislatif. Di saat bersamaan, sampai akhir bulan Maret tahun 2024 di Indonesia ditemukan sebanyak 46.168 kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan jumlah kematian 350 orang (https://p2p.kemkes.go.id/infografis-dbd-minggu-ke-12-tahun-2024/). Kasus DBD kemungkinan akan bertambah.   

Kenapa kasus DBD di tahun 2024 sangat tinggi? Penyakit ini dibawa dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Minimal ada 5 faktor yang mendukung populasi nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus terjaga di berbagai wilayah di Indonesia.

  • Curah hujan di akhir tahun 2023 dan di awal tahun 2024 hampir semua daerah di Indonesia relatif tidak tinggi.  Hal ini membuat banyak wadah-wadah air yang terisi air namun tidak sampai airnya tumpah, sehingga jentik nyamuk tidak banyak yang hanyut. 
  • Banyak genangan air yang lokasinya tidak terjangkau oleh program 3M (menguras, menutup dan menimbun tempat air) yang dijalan masyarakat misalnya banyaknya gorong gorong yang tertutup oleh beton, keadaan ini sangat berpotensi nyamuk memanfaatkan untuk bertelur. Sering sekali kita menyangka nyamuk ini hanya bertelur di air yang jernih, air tercemar masih dapat dijadikan tempat bertelurnya nyamuk.
  • Suhu dan kelembapan yang relatif tinggi di lingkungan yang ada genangan air, menyebabkan proses perkembangan jentik menjadi nyamuk semakin cepat sehingga populasi nyamuk tetap tinggi.
  • Predator atau pemangsa jentik dan nyamuk (kodok, laba-laba, capung  dan lain-lainnya) yang semakin berkurang terutama di wilayah perumahan
  • Nyamuk ini yang sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru. sehingga perlu penelitian tentang bioekologinya yang kemudian secepatnya disosialisasikan ke masyarakat agar masyarakat berperan aktif melaksanakan pengendalian populasi nyamuk

Semoga tulisan pendek ini dapat membuka wawasan kita bersama tentang nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus vektor penyakit DBD dan bisa menekan kasus DBD.  Saya sebagai penulis membuka diskusi terutama tertait tentang bioekologi nyamuk ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun