Petani di Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, memulai panen padi pada tanggal 06 April 2024 meskipun teriknya matahari sangat menyengat. Dengan semangat yang tinggi, para petani berjuang keras untuk memanen hasil panen padi mereka.
Setelah penantian selama tiga bulan, akhirnya saat panen tiba. Meski penuh perjuangan dalam merawat padi, petani menghadapi berbagai tantangan seperti curah hujan yang rendah. Untuk mengatasi hal ini, mereka menggunakan air dari sumber-sumber alami dengan bantuan mesin diesel, yang tentunya menambah biaya produksi. Selain itu, ketersediaan pupuk subsidi yang langka di pasaran juga menjadi masalah. Namun, petani berhasil mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan pupuk non-subsidi seperti NPK dan ZA untuk meminimalisir biaya produksi.
Hasil panen tahun ini cukup baik, bersih, dan berbobot karena minimnya serangan hama yang mengancam. Menurut Ali Murtadlo, seorang petani berusia 45 tahun, setiap hektar sawah dapat menghasilkan 7-8 ton padi. Hal ini membawa angin segar bagi para petani di Desa Kesilir.
Harga padi di pasaran saat ini untuk padi kering berkisar antara 6300 rupiah per kilogram, sedangkan untuk padi basah berkisar sekitar 5800 rupiah per kilogram. Hal ini menjadi berkah bagi para petani karena panen raya bertepatan dengan akhir puasa, sehingga hasil panen dapat menjadi pemenuhan kebutuhan sebelum hari raya Idul Fitri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI