Mohon tunggu...
Muhamad Zidan
Muhamad Zidan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif Universitas Djuanda

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Survei UMKM Keripik Bungsu Desa Gunung Endut oleh Mahasiswa PKM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Djuanda Bogor

22 Juli 2024   14:00 Diperbarui: 23 Juli 2024   11:01 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

GUNUNG ENDUT, KALAPANUNGGAL - Pada Sabtu, 20 Juli 2024 Mahasiswa Pengabdian kepada Masayarakat (PkM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Djuanda Bogor melakukan survei dan pendataan terhadap UMKM yang berada di Desa Gunung Endut, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi. Survei dan pendataan terhadap UMKM dilakukan sebagai langkah awal untuk mempersiapkan program kerja dari Mahasiswa PkM dalam kegiatan yang akan dilakukan nantinya.Tujuan dari dilakukannya survei dan pendataan UMKM adalah untuk mengetahui potensi ekonomi yang berada di Desa Gunung Endut dan juga untuk mengetahui kendala maupun permasalahan-permalahan, potensi dari kegiatan UMKM. Salah satu UMKM yang dituju yaitu produksi keripik "Bungsu". Keripik "Bungsu" merupakan salah satu UMKM di Desa Gunung Endut yang memproduksi olahan keripik singkong. Tak hanya itu, beliau juga memproduksi keripik talas, pisang dan juga pangsit. Olahan keripik dengan brand "Bungsu" diambil dari urutan anak dari keluarga Ibu Iyah selaku pemilik usaha yang memiliki anak laki-laki yang bernama Bapak Deden sebagai anak bungsu. Beberapa jenis produk dari UMKM milik Ibu Iyah terdiri dari dua varian rasa, diantaranya rasa original dan rasa balado pedas.

Ibu Iyah adalah satu-satunya dari pengusaha keripik singkong yang berada di Desa Gunung Endut yang sudah memiliki branding merk dari olahan keripiknya, sehingga peluang berkembangnya usaha tersebut sangat menjanjikan. Beliau merintis usaha keripik sejak tahun 2020. Pada awalnya, beliau melihat peluang dari kebiasaannya membuat olahan keripik untuk menjamu tamu ketika datang kerumah dan untuk dikonsumsi pribadi bersama dengan keluarga. Penjualan keripik 'Bungsu" tersebut membuat olahan keripik singkong, talas, dan pangsit dan dijual di toko terdekat seperti warung sembako dan juga pasar dan mendapat respon positif dari konsumen. Oleh sebab itu, Ibu Iyah berinovasi mengembangkan produksinya dengan membuat keripik singkong, talas, dan pangsit dengan cara penggorengan yang khas yaitu dengan mengatur pemotongan olahan keripik masih secara manual dan tradisional, penggorengan dengan cara menggoreng satu persatu agar olahan keripik garing dan mengembang, kemudian pengaturan panasnya minyak dan api. Pada 1 tahun pertama, usaha keripik milik Ibu Iyah dijalankan dan dibantu oleh anak bungsunya yaitu Bapak Deden dan dibantu oleh Mantunya hingga saat ini.

Produk UMKM ini, dipasarkan dengan cara konsinyasi yaitu bekerjasama antara pemilik usaha (Ibu Iyah) dengan penjual baik di toko maupun di pasar. Produk UMKM milik Ibu Iyah juga dipasarkan ke luar Desa Gunung Endut dan Kecamatan Kalapanunggal, seperti di pasar Parung Kuda, Pasar Parakansalak, Pasar Cibadak, dan Pasar Bojong Genteng. Dalam proses produksinya, Ibu Iyah menghadapi beberapa kendala seperti keterbatasan bahan baku karena supplyi diperoleh dari daerah lain tepatnya dari daerah Kecamatan Cikidang, kemudian dampak dari kenaikan komoditi minyak dan tepung terigu, dalam peralatan penunjang operasional produksi juga Ibu Iyah memiliki keterbatasan peralatan seperti penggilingan olahan singkong, dan talas sehingga dalam proses pemotongan olahan keripik tersebut masih dilakukan secara manual oleh tangan. Sebelumnya juga pada tahun keamarin tepatnya di bulan Desember tahun 2023, dari pihak desa Gunung Endut telah melakukan survey dan juga pendataan kepada UMKM apa yang menajadi kebutuhan dalam proses produksi olahan dari setiap UMKM di Desa Gunung Endut juga. Oleh karena itu, Ibu Iyah berinisiatif tetap melakukan produksi dari olahan keripik dengan penyesuaian jumlah olahan keripik yang diproduksi sehingga penjualan tetap berjalan meskipun jumlah yang diperjualkan itu mengalami penurunan.

"Dalam menjalankan usaha, kita harus pandai dalam membaca selera pasar dan diperlukan terus menerus memahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen" Ujar pemilik UMKM, Ibu Iyah. Varian rasa dari keripik "Bungsu" disesuaikan dengan permintaan pasar, sehingga Ibu Iyah tidak terlalu banyak menambah varian rasa. Beliau ingin mempertahankan rasa asli dari olahan keripik dengan cara pemotongan, penggorengan, dan pengaturan panas minyak serta api yang disesuaikan.

PkM FEB UNIDA
PkM FEB UNIDA
PkM FEB UNIDA
PkM FEB UNIDA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun