Mohon tunggu...
Muhamad Yus Yunus
Muhamad Yus Yunus Mohon Tunggu... Seniman - Sastrawan, dan Teaterawan

Lulusan Sarjana Sastra, Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang. Penulis buku, kumpulan puisi Dukri Petot: Gaya-gayaan, Novel Tidak ada Jalan Pulang Kecuali Pergi, Anak Imaji, dan Sandiwara Kita di dalam atau di Luar Panggung Sama Saja (2020) Guepedia. Pendiri Teater Lonceng, Tangsel. Sekarang menjabat sebagai Redaktur media digital adakreatif.id https://sites.google.com/view/myusyunus

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Cerpen: Resep Sepenuh Hati

24 Maret 2022   10:00 Diperbarui: 9 Maret 2023   07:54 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RESEP SEPENUH HATI

Tidak banyak yang spesial dari keluarga seorang pedagang sate. Usaha terun temurun itu memang memiliki cita rasa yang special. Namun tidak pada setiap generasi yang membuatnya. 

Warung Sate Pak Mail menjadi sebuah kalimat yang familiar baik secara nama maupun cita rasanya. Entah kenpa warung satenya bernama demikian, bukan karena statistik hitung-hitungan, bukan strategi marketing juga bukan bersal dari prediksi orang pintar. Nama itu terciptakan begitu saja tanpa pemikiran panjang, juga tanpa langkah-langkah pesugihan. 

Ya, kerap terjadi di mana-mana, tidak terkecuali pada Sate Pak Mail ini. Gosip yang beredar tentang pesugihan selalu saja berbuah dari mulut ke mulut. Tanpa disadari gosip yang demikian justru menguntungkan pedagang. Hari demi hari sate Pak Mail semakin ramai saja membuat pasang mata yang melihat terkejut. 

Belum lagi bagi calon pembeli yang kepalang kemakan gossip, ada kemungkinan si calon pembeli menggagalkan diri atau mungkin justru semakin curiga dan ingin membuktikannya. 

Gosip terus menerus merambat dari bibir ke telinga begitu pun sebaliknya dari telinga ke bibir dan kembali ke telinga orang. Sebenarnya Warung Sate Pak Mail memang berada di tempat yang sangat strategis, karena Sate Pak Mail terletak di depan pertigaan jalan. 

Diameter warungnya hanya berukuran empat kali empat meter saja, namun tempat yang sedemikian sempit tidak menyurutkan pembeli untuk hilir mudik berkunjung.

Cukup strategis sekaligus menyulitkan. Terkadang jalan menjadi ramai, tak jarang juga kemacetan terjadi akibat kendaraan pembeli yang parkir sembarangan di depan warungnya.

Sewaktu masih sekolah Mulyadi dan kedua adiknya selelu meluwangkan waktu untuk menyiapkan bahan mulai dari memotong daging, menusukan daging, hingga meramu bumbu dengan resep rahasia keluarga. Seperti itulah seorang Mulyadi asal Madura itu menggelutinya. 

Sebenarnya tidak terlalu rahasia resep buatan keluarga Pak Mail itu, mungkin saja pedagang lain juga menggunakan resep yang sama. Atau bisa jadi resep keluarga itu bukan lagi rahasia umum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun