Kenapa Hantu Punya Jenis Kelamin?
Apakah Mereka Bereproduksi dan Gemar Menonton Film Miyabi?
Refleksi Gender dalam Cerita Hantu Nusantara
Sastra lisan merupakan sebuah cerita yang disampaikan turun temurun dari generasi ke generasi secara lisan. Ada banyak sekali perdebatan yang membawa sastra lisan dengan berbagai bentuknya. Sastra lisan sendiri kerap menghubung-hubungan sebuah peristiwa penting seperti, legenda, sejarah, atau hal-hal lain yang pernah terjadi pada zaman dahulu.
Tidak adanya bukti yang jelas membuat sastra lisan tidak menampakkan fakta yang akurat dalam setiap bentuk-bentuk ceritanya. Barang kali karena sastra lisan tidak memiliki jumlah kata yang paten, dan alur yang tetap. Apa lagi disampaikan turun temurun, dari mulut ke mulut yang acap kali membuat tambahan-tambahan baru, dan variasi-variasi ini terlalu menyulitkan untuk dicari lebih dalam.
Unsur mitos, keajaiban, kemisteriusan, hal-hal yang janggal, dan semua yang tidak masuk akal tampak menjadi ciri khas tersendiri pada era sastra ini. Meskipun begitu, sastra lisan sendiri merupakan kearifan lokal bagi bangsa ini. Karena di dalamnya terdapat pesan-pesan yang dapat kita petik hikmahnya untuk dijadikan pelajaran sebagai mana hakikat sastra itu ada.
Kita pasti tidak asing dengan cerita Punakawan pada pegelaran Wayang kulit Jawa, Si Pitung Jagoan Betawi, atau Kisah Nyi Lampir penunggu gunung merapi. Di balik semua mitos yang ada, di dalamnya terdapat sebuah amanat yang bisa dijadikan pelajaran bagi para penikmatnya.
Kenyataannya memang tidak benar-benar dimengerti oleh para masyarakat kita tentang memaknai cerita lisan yang berbau mitos. Kebanyakan para penikmat sastra hanya mengambilnya sebagai hiburan semata. Acap kali menelan mentah-mentah pesan yang ada. Apa lagi kekuatan televisi dan pelaku industri hiburan beberapa dekade ini memberikan dampak yang cukup besar dalam mengemas sebuah cerita lisan menjadi visual.
Kemunculan cerita horor yang bertemakan hantu dan roh-roh gentayangan tidak banyak yang dapat memberikan contoh baik bagi moral pemirsanya. Suguhan-suguhannya malah mengandung unsur sara dan pornografi. Padahal ada banyak sekali pembahasan dalam cerita horor di negeri ini jika kita mau melihatnya dengan perspektif sastra. Terutama sekali soal gender dalam cerita hantu, demit, setan, atau apalah itu yang akan dibahas berikut ini.
SESOSOK PEREMPUAN DALAM CERITA HANTU
Bicara soal hantu perempuan atau wanita pasti kita tidak asing dengan Kuntilanak, Wewegombel, dan Sundel Bolong. Mereka adalah tokoh fiktif dalam cerita horor yang kerap membuat para penikmatnya ketakutan. Tetapi jika kita melihat lebih dalam di balik semua tokoh-tokoh hantu ini, ada sesuatu yang menarik untuk dibahas yaitu jenis kelamin mereka.