Mohon tunggu...
Yasinisme
Yasinisme Mohon Tunggu... Lainnya - Lelaki penikmat es kelapa muda

Lelaki yang berusaha memanusiakan manusia. Kuli tinta, Pengabdi masyarakat. www.yasinisme.blogspoot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Takut Bermimpi

30 September 2019   21:16 Diperbarui: 7 Januari 2020   11:16 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"bermimpilah, selagi tuhan masih membiarkanmu hidup"

Mungkin begitu kata yang diucapkan beberapa orang. Mimpi adalah hasil imajinasi, setelah sebelumnya melihat gambaran-gambaran indah dari yang dipertontonkan orang lain. Tak salah jika banyak manusia sering meminta orang-orang yang hidupnya terlunta-lunta agar bermimpi, semata untuk mengajak pada pencapaian yang indah dari tahap-tahap yang harus dilewati.

Hidup tanpa mimpi sama seperti hidup tanpa arah, tanpa tujuan dan tanpa pencapaian. Yang seperti ini jelas sangat-sangat berbahaya, baik bagi pribadi maupun manusia-manusia disekitarnya. Maka itu bermimpilah, apapun yang sekiranya indah dan keren untuk sebuah pencapaian. Mengabaikan pandangan orang lain lantaran penilaian buruk dari mimpimu adalah keharusan, ini lantaran hidupmu dalam catatan yang dibuat tuhan, tidak selamanya bersama petuah orang lain, apalagi hanya sekedar mematikan mimpi dan ambisi untuk meraih mimpi tersebut.
Mengambil kutipan motivasi dari Jack Ma:

"Tidak peduli betapa sulit mengejarnya, Anda harus selalu memiliki mimpi yang Anda lihat pada hari pertama. Itu akan membuat Anda termotivasi dan menyelamatkan Anda (dari pikiran yang lemah)"

Yang jika dimaknai memiliki arti bahwa setiap manusia wajib bermimpi, sebab mimpi tersebut yang akan menyelamatkan manusia dari keterpurukan, rasa ketidakmampuan dan mudah menyerah untuk tetap semangat menyibukan dirinya dalam menggapai apa yang dimimpikan.
Siapapun kamu dan darimana asalmu, masalah mimpi kamu berhak merasakan bahkan memilikinya. 

Seorang Rudi, panggilan Almarhum Bj Habibi juga pernah hidup dengan mimpi, kemudian menjadi nyata lewat beragam jalan yang jelas tidak mudah. Banyak tokoh-tokoh ternama menghasilkan sebuah karya dari yang awalnya dimimpikan, yang kemuncul mimpi tersebut kian berbarengan dengan rasa ketidakpercayaan diri dalam mencapai lantaran tuhan kerap hadirnya begitu banyak cobaan, padahal cobaan tersebut untuk menguji seberapa besar kepercayaan manusia terhadap tuhanya. Kita mengenalnya sebagai keimanan.

Jadi, apa kamu sudah siap bermimpi?
siap membuat mimpimu nyata? siap membuktikan kepada mereka (orang-orang yang meremehkanmu) jika kamu mampu membuat mimpimu nyata?
Siap bersepakat pada diri dan jiwamu untuk selaras dalam mengejar mimpi itu?

Kalau sudah siap, mulailah dari mimpi yang paling sederhana, sampai berlanjut pada mimpi-mimpi yang kadang terasa sangat mustahil.
Bermimpilah selagi dirimu diberi kesempatan untuk hidup.

sumber foto: Instagram.com/riznovriz

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun