Mohon tunggu...
Admin
Admin Mohon Tunggu... Jurnalis - Read To Write

Menulislah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pacitan Melawan Arogansi Politik Primitif

16 Mei 2024   10:08 Diperbarui: 16 Mei 2024   10:08 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyongsong Pilkada 2024, sepertinya Pacitan mengalami kebuntuan politik, atas hal itu sekiranya perlu adanya pengendalian politik secara proporsional.

Situasi politik yang dengan sengaja tidak dikelola dengan proporsional (egoisme politik) merupakan arogansi politik primitif yang sekedar bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan.

Selain itu, egoisme politik berpotensi menumbuhkan oligarki politik dan iklim yang tidak kondusif bagi upaya regenerasi kepemimpinan politik dimana kekuasaan hanya berkutat atau dikuasai oleh orang-orang yang berasal dari satu golongan. Di samping itu, egoisme politik akan berdampak buruk bagi akuntabilitas birokrasi dan pemerintahan, karena cenderung serakah dan rawan terjadinya praktek KKN.

Meskipun ada anggapan bahwa bagi-bagi kekuasaan politik yang hanya berkutat pada satu golongan itu tidak masalah jika memang orang yang naik dan menduduki kursi jabatan adalah orang yang memiliki kompetensi dan mampu memberikan perbaikan dalam pemerintahan namun tetap saja proses politik seperti itu tidak jauh berbeda dengan dinasti politik yang cenderung akan menimbulkan ketidakseimbangan. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut akan selalu terjadi dimana kepentingan golongan akan menjadi suatu prioritas yang utama di atas kepentingan umum dalam sebuah egoisme politik.

Sirkulasi kekuasaan hanya berputar pada satu golongan tertentu sangat potensi terjadinya negosiasi dan penyusunan konspirasi kepentingan, sehingga akan sulit mewujudkan cita-cita demokrasi karena tidak terciptanya pemerintahan yang baik dan bersih. Fungsi kontrol kekuasaan melemah dan tidak berjalan efektif sehingga berpotensi terjadi penyimpangan kekuasaan seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.

Egoisme Politik dapat membuat orang yang tidak berkompeten memiliki kekuasaan, tapi hal sebaliknya pun bisa terjadi, dimana orang yang kompeten menjadi tidak dipakai karena alasan bukan berasal dari satu golongan.

Maka Politik proporsional sangat penting guna pembangunan demokrasi dan kesejahteraan. siapapun yang memegang tampuk kekuasaan hasil dari proses politis harus menggunakan kekusaan secara tepat, karena stabilitas politik dan kerukunan ditentukan dari ada atau tidak adanya proses check and balance.

Bertindak dan menggunakaan kekuasaan secara adil serta menciptakan suasana politik proporsional merupakan langkah menuju kehidupan demokrasi yang sehat dan kesejahteraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun