Di sebuah desa kecil yang tersembunyi di antara hamparan sawah hijau dan bukit-bukit yang mempesona, terdapat sebuah rumah tua yang telah lama ditinggalkan. Rumah itu, dengan jendela-jendela kayu berwarna hijau yang sudah pudar dan atapnya yang mulai ditumbuhi lumut, selalu menjadi pusat perhatian bagi para penduduk desa. Mereka sering berkata bahwa rumah tersebut berhantu, tetapi tidak ada yang benar-benar tahu cerita di baliknya.
Suatu sore yang cerah, Aria, seorang gadis muda yang baru pindah ke desa tersebut, memutuskan untuk menjelajahi rumah tua itu. Keingintahuan yang mendalam mengalahkan rasa takutnya. Ia melewati pagar yang sudah berkarat dan memasuki halaman yang dipenuhi dengan semak belukar. Hatinya berdebar saat ia mendekati jendela yang setengah terbuka.
Aria mendorong pintu depan yang berat dan melangkah ke dalam ruangan yang penuh dengan debu. Suasana di dalam rumah itu sangat sunyi, hanya terdengar suara langkah kakinya yang memecah keheningan. Ia melihat sekeliling dan memperhatikan barang-barang lama yang ditinggalkan—sebuah meja kayu dengan kursi yang rapuh, rak buku yang dipenuhi dengan buku-buku berdebu, dan sebuah piano yang tampak sudah lama tidak dimainkan.
Saat Aria mendekati piano, ia mendengar suara lembut seperti alunan musik yang datang dari ruangan sebelah. Dengan penuh rasa ingin tahu, ia mengikuti suara itu dan menemukan sebuah kamar tidur dengan jendela besar yang menghadap ke taman belakang. Di sudut kamar, ada sebuah kotak kayu tua yang terbuka, memperlihatkan kumpulan surat dan foto-foto lama.
Aria duduk di lantai dan mulai memeriksa isi kotak. Ia menemukan sebuah surat yang ditulis dengan tangan yang indah, berisi ungkapan kasih sayang yang mendalam antara dua orang. Dari foto-foto yang ada, ia bisa melihat seorang wanita cantik dan seorang pria tampan, tampaknya pasangan yang sangat bahagia.
Saat membaca surat-surat tersebut, Aria merasa seolah-olah ia bisa merasakan emosi dan kisah cinta yang tertuang di dalamnya. Ternyata, rumah tua itu adalah rumah pasangan tersebut—sepasang kekasih yang sangat mencintai satu sama lain namun harus terpisah karena keadaan yang tidak memungkinkan.
Dalam surat-surat tersebut, ada pengakuan tentang bagaimana mereka harus berpisah karena perang atau mungkin nasib yang tidak berpihak. Aria merasakan kesedihan mendalam dari kisah tersebut dan merasakan hubungan emosional dengan tempat itu.
Hari demi hari, Aria kembali ke rumah tua itu, membersihkan dan merawatnya. Ia mulai memperbaiki jendela-jendela yang rusak dan membersihkan debu dari perabotan yang ada. Perlahan-lahan, rumah tua itu mulai hidup kembali, dan Aria merasa seolah-olah ia memenuhi sebuah misi untuk menghormati kenangan pasangan yang pernah menghuni tempat itu.
Tak lama kemudian, penduduk desa mulai melihat perubahan pada rumah tua tersebut. Mereka terkejut ketika melihat Aria bekerja dengan penuh semangat dan tidak lama kemudian, mereka pun ikut membantu merawat rumah itu. Rumah tua yang dulunya dianggap berhantu kini menjadi simbol cinta dan pengabdian.
Aria tidak hanya menemukan sejarah dan kenangan di balik jendela tua itu, tetapi juga menemukan jati dirinya. Rumah itu, yang awalnya hanya sebuah tempat yang ditinggalkan, kini menjadi tempat yang penuh makna dan kasih sayang.
Tamat