Mohon tunggu...
Muhamad Syaiful Rifki
Muhamad Syaiful Rifki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Maju Tanpa Merendahkan

Mahasiswa Jurusan Pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

G20 dan Lompatan Digitalisasi Pertanian Global

21 Februari 2022   13:49 Diperbarui: 21 Februari 2022   13:58 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun ini, Indonesia resmi menjadi "Ketua" atau dalam bahasa resminya adalah menjadi Presidensi untuk satu tahun ke depan. G20 merupakan forum kerja sama multilateral antar benua yang terdiri dari 29 negara dan 1 Uni yaitu Uni Eropa. Jika ditilik dari jumlah negara yang ikut bergabung di daman Uni Eropa terdiri dari 27 negara, maka G20 merupakan representasi lebih dari 60% penduduk dunia, 75% perdagangan global, serta 80% PDB yang ada di dunia.

G20 pada awalnya merupakan forum bagi menteri keuangan dan gubernur bank sentral untuk membahas dan mengatasi berbagai krisis ekonomi yang melanda dunia karena tujuan utama G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Namun, sejak 2008 G20 menghadirkan kepala negara dalam setiap Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang diadakan. Terpilihnya Indonesia sebagai presidensi G20 mempunyai keuntungan karena suara Indonesia akan didengar di dunia internasional. Berbagai isu mulai dari keuangan hingga lingkungan akan dibahas di dalam forum ini.

Lalu, apa implikasi terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi dengan pembangunan pertanian?

Tidak dapat dipungkiri, adanya pandemi covid 19 membuat mobilitas dibatasi sebagai bentuk penghindaran dari infeksi virus. Adanya pembatasan tersebut membuat mobilitas barang dan jasa secara regional maupun global menjadi terhambat. Hal tersebut membuat ketahanan pangan yang ada di dunia menjadi rentan akan krisis. Padahal pangan merupakan sumber utama bagi manusia untuk memenuhi gizi dan nutrisinya agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal, utamanya bagi anak -- anak. Oleh karena itu ketahanan pangan menjadi isu sentral yang harus dibahasa dalam forum G20.

Selain pandemi, krisis iklim yang melanda dunia akibat kerusakan lingkungan membuat ketahanan pangan sulit dicapai. Seperti kita ketahui, cuaca merupakan faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan pertanian, meskipun sudah ada teknologi untuk merekayasa cuaca tersebut. 

Namun, cuaca tetap menjadi faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan ketahanan pangan. Salah satu inovasi yang diusulkan oleh Indonesia untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah inovasi digital di mana pandemi merupakan batu pijakan untuk memulai langkah besar tersebut. Sesuai tema yang diambil oleh Kelompok Kerja Pertanian yaitu Balancing Production and Treat fulfill food for All, digitalisasi pertanian sangat sesuai dengan tema tersebut, di mana harapannya digitalisasi dapat menjadi jembatan bagi semua penduduk di dunia untuk mendapatkan akses pangan yang berkualitas.

Digitalisasi tersebut dapat dicapai melalui integrasi sistem teknologi dalam melakukan produksi pertanian. Misalnya pada penerapan teknologi Smart Green House, di mana terdapat satu ruang bernama ruang antara untuk mengontrol seluruh kegiatan yang ada di dalam. 

Ruang antara dibangun untuk menghindari kontak langsung ruang tanam dengan lingkungan luar. Di antara ruang antara dengan ruang tanam disekat dengan tirai silikon. Ruang antara digunakan untuk penempatan perangkat keras pengendalian terpusat dan untuk persiapan sehingga personel yang akan masuk keruang tanam tersterilisasikan terlebih dahulu. Untuk menjamin fungsi otomasi dilengkapi dengan sensor suhu, kelembaban, dan kebutuhan pencahayaan matahari yang ditempatkan pada tempat yang mewakili kondisi mikro-klimat rata-rata sehingga input dari sensor memberikan data lingkungan yang akan diatur oleh setiap aktuator (exhaust fan, blower, misting, dan shading net).

Selain itu, telah hadir sebuah perangkat bernama encomotion yang merupakan sistem irigasi pintar yang mengatur kebutuhan air tanaman secara otomatis berdasarkan kondisi lingkungan tanaman berada. Data-data yang diambil oleh perangkat Encomotion adalah data suhu, cahaya, kelembapan, curah hujan, serta kecepatan angin yang nantinya akan dikirimkan ke server milik Encomotion. Data-data ini nantinya dapat diawasi secara real-time. 

 Di luar inovasi -- inovasi di atas, masih banyak lagi inovasi dan digitalisasi yang dapat diterapkan pada bidang pertanian, utamanya karya dari anak bangsa. G20 ini diharapkan dapat menjadi jembatan yang ibarat peribahasa adalah sekali dayung dua pulau terlampaui. Selain sebagai ajang untuk mengutarakan dan mencari solusi atas berbagai isu yang dihadapi dunia, G20 dapat menjadi forum untuk mempromosikan berbagai inovasi karya anak -- anak bangsa. Melalui forum tersebut, diharapkan impian akan SDGs nomor dua yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi dan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan dapat tercapai tidak hanya di Indonesia, namun juga di seluruh dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun