Mohon tunggu...
muhamad shahramdhani
muhamad shahramdhani Mohon Tunggu... Musisi - mahasiswa

saya seorang mahasiswa yang sangat menyukai diskusi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggali Inspirasi Sosial melalui Jejak si Gundul Trans7

24 Juli 2024   19:14 Diperbarui: 24 Juli 2024   19:16 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pembelajaran dari media massa sangat beragam dan berharga. Salah satu program yang menyajikan edukasi sambil menghibur adalah "Jejak Si Gundul," yang ditayangkan di Trans7. Acara ini tidak hanya mengajak kita menjelajahi kuliner tradisional, tetapi juga menyuguhkan pelajaran hidup melalui perjalanan dan interaksi si Gundul dengan masyarakat di berbagai daerah.

Program ini menarik perhatian penonton dengan menjelaskan secara detail berbagai proses, seperti pembuatan gula aren, pemanfaatan pohon asam, dan pengolahan bahan makanan tradisional. Si Gundul juga berbagi pengetahuan tentang makanan khas dari setiap daerah yang dikunjunginya, termasuk makanan yang mungkin sudah jarang ditemui di perkotaan. Tayangan ini memberikan wawasan tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya alam secara efektif dan berkelanjutan, yang merupakan pengetahuan berharga di era modern ini.

Selain memperkenalkan kuliner, "Jejak Si Gundul" memberikan pelajaran hidup yang berharga. Si Gundul menampilkan kehidupan desa yang sederhana, di mana gotong royong dan saling membantu adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Dari tayangan ini, penonton dapat belajar tentang pentingnya sikap pantang menyerah, kerja keras, dan kebersamaan.

Program ini juga memperlihatkan bagaimana teknologi sederhana dan kearifan lokal dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah sehari-hari. Misalnya, cara membuat pewarna alami dari daun jati atau memanfaatkan daun pisang sebagai pembungkus makanan. Pengetahuan ini tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga mengajarkan kita untuk lebih menghargai dan melestarikan tradisi serta lingkungan.

Penonton yang mengikuti perjalanan si Gundul tidak hanya memperoleh informasi baru, tetapi juga terinspirasi dan termotivasi untuk menerapkan nilai-nilai positif dalam kehidupan mereka. Sikap pantang menyerah si Gundul dalam menghadapi tantangan bisa menjadi teladan bagi banyak orang.

Teori interaksionisme simbolik, yang diperkenalkan oleh George Herbert Mead dan dikembangkan oleh Herbert Blumer, relevan dalam konteks ini. Teori ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan simbol-simbol dalam membentuk makna dan identitas. Dalam "Jejak Si Gundul", interaksi si Gundul dengan masyarakat lokal, penggunaan bahasa, dan simbol-simbol budaya lokal membantu penonton memahami dan menghargai keanekaragaman budaya Indonesia.

Program ini juga menunjukkan keindahan alam dan keragaman budaya Indonesia. Setiap episode membawa penonton ke berbagai pelosok negeri, memperkenalkan keunikan budaya dan tradisi lokal yang mungkin belum banyak dikenal. Ini menjadi pengingat akan kekayaan budaya yang kita miliki dan pentingnya melestarikan warisan tersebut.

"Jejak Si Gundul" di Trans7 adalah contoh bagaimana program televisi bisa menjadi sarana pembelajaran yang efektif. Melalui observasi dan imitasi, penonton bisa belajar banyak dari tayangan ini, mulai dari pengetahuan kuliner hingga nilai-nilai moral. Program ini membuktikan bahwa media massa memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif bagi penontonnya, asalkan tayangan yang dipilih edukatif dan inspiratif.

Dengan demikian, "Jejak Si Gundul" di Trans7 tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik, mengajarkan kita untuk selalu belajar dari lingkungan sekitar dan meneladani nilai-nilai positif yang ditampilkan dalam program tersebut. Tayangan ini mengajak kita untuk menghargai keberagaman budaya, memanfaatkan sumber daya alam secara bijak, dan menerapkan nilai-nilai kehidupan yang dapat membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun