Kakek mendengarkan dengan seksama cerita Putri Arum. ada rasa iba timbul dalam dirinya.
Putri Arun lalu bertanya, "Maaf Kek, aku terlalu larut dengan kesedihan. sampai lupa menanyakan siapa nama Kakek."
"Nama hamba Ki Pande. Hamba seorang pembuat gelang, Tuan Putri boleh memanggil hamba Ki Pande," ujar kakek sambil tersenyum.
"Maaf Tuan Putri, bolehkan hamba ikut membantu masalahmu itu?"
"Dengan senang hati Ki Pande," Terlihat Putri Arum.mulai tersenyum kembali.
 "Begini Tuan Putri, Tuan Putri terima saja lamaran pangeran cunihin,"
"Apa? Menerima lamaran laki-laki yang tidak pernah aku cintai dan kejam? Tidak Ki Pande, Aku lebih baik mati daripada harus menjadi istri seorang pangeran yang tidak punya hati." ujar Putri Arum.
"Begini maksud hamba Tuan putri.. terima lamarannya, tapi berikan dia sebuah persyaratan yang sangat sulit sehingga mustahil untuk disekesaikan," ujar Ki Pande. "Pangeran Cunihin sangat sakti ki. Ia mampu melakukan apa saja, dalam waktu yang singkat" ujar Putri Arum.
"Baiklah, hamba akan memberi usul soal persyaratan yang harus Tuan Putri ajukan. Mintalah kepada pangeran cunihin untuk dibuatkan sebuah lubang pada sebuah batu keramat yang tingginya sekira kira sama dengan tubuh manusia. batu keramat itu kelak akan kita gunakan sebagai tempat untuk berbulan madu. dan dalam waktu tiga hari harus sudah diletakkan di pesisir pantai,"
Ki Pande menambahkan, "Perlu Tuan Putri ketahui, kesaktian yang dimiliki seseorang akan hilang jika ia melubangi sebuah batu keramat. selanjutnya biar hamba yang akan membereskannya. Untuk menjalankan rencana ini, Tuan Putri harus ikut ke tempat tinggal hamba. Apakah Tuan Putri bersedia?" "Baiklah Ki Pande, akan kulakukan perintah Ki Pande. Terima kasih banyak atas bantuan Aki" ujar Putri Arum.
Putri Arum ikut ke tempat tinggal Ki Pande. Butuh waktu yang cukup lama untuk sampai ke sana karena memang jaraknya yang jauh. Putri Arum yang tidak biasa berjalan jauh tampak sangat kelelahan, dan akhirnya jatuh pingsan. seorang tetua membantu Ki Pande menolong Putri Arum. Seorang tetua membantu Ki Pande dan mengatakan bahwa Putri Arum akan kembali sadar jika diberi minum air gunung yang berasal dari batu cadas. Beberapa penduduk langsung mencari keberadaan sumber air itu. Sesaat, setelah meminum air yang berasal dari batu cadas, Putri Arum siuman. mulai saat itu ia dikenal sebagai Putri Cadasari.
Sementara itu, Ki Pande melanjutkan pekerjaannya untuk membuat sebuah gelang yang akan digunakan untuk menghancurkan Pangeran Cunihin. ukuran Gelang tersebut persis sebesar batu keramat yang sudah diceritakan.
Saat yang ditunggu-tunggu telah tiba. dengan kesaktiannya pangeran cunihin sudah mengetahui keberadaan Putri Cadasari. Dia langsung menagih janjinya untuk menikahi Putri Cadasari. Putri Cadasari mengajukan siap menerima lamarannya dengan satu syarat. Dengan sombong, Pangeran Cunihin berseloroh "Hanya itukah permintaanmu"? benar saja, Belum sampai tiga hari, batu keramat yang sudah dilubangi itu telah siap dan sudah diletakkan di pesisir pantai.Â