"Golongan darah saya A bu, masuk gak buat putra ibu? Jika masuk saya akan mendonorkan darah kapan ibu Yanah memerlukan"
"Waduh Pak, anak saya golongan darahnya AB."
Seperti terhiris hati saya ketika mendengar kata  thallasemia. Tentulah bisa tergambar apa arti kata itu. Beberapa hari kedepan harus transfusi sementara darah sulit dicari.
Spontan jiwa relawan saya timbul lagi, mengenang dulu ketika ikut berjibaku atas musibah banjir besar di kota bekasi. Ketika ikut bekerja dengan teman satu SMA tepatnya di UTDC kota bekasi. mencari darah untuk memenuhi kebutuhan pasien. Hanya satu pikiran yang terlintas. Dan saya utarakan langsung ke beliau.
"Gini aja Bu Yanah, kalo nyari darah perorangan/meminta bantuan seseorang untuk mendonorkan darahnya ke kita amatlah sulit. Kadang Ada yang siap jadi pendonor tapi golongan darahnya tidak sama seperti apa yang kita inginkan. sulit karena tidak semua golongan darah sama, tidak semua orang mau, sekalipun ada orang yang mau mendonorkan darahnya terkendala karena jarak dari kampung kita ke kantor UTD kabupaten lumayan jauh. gimana kalau kita ngadain kegiatan bakti sosial donor darah massal di kampung kita, hitung -hitung kita membantu sosialisasi PMI betapa setetes darah yang kita donorkan itu sangatlah berharga. Disitu PMI juga akan terbantu  mendapatkan banyak stok darah untuk mencukupi sementara kebutuhan darah dari berbagai macam golongan darah".
"Saya gak ngerti gimana caranya Pak".
"Ya sudah.. Ibu Yanah nyari aja dulu calon pendonor sebanyak-banyaknya, terutama dari keluarga dekat dulu. biar saya yang ngurus ke PMI nya. Kebetulan saya pernah punya pengalaman kerja di PMI dan ada kenalan di PMI pusat, nanti saya konsul sama mereka agar bisa terhubung dengan UTDC kabupaten Pandeglang".
"Sulit Pak Haji.. selalu jawaban yang saya dapat takut darahnya habislah.. donornya mah gratis tapi darah kita mah dijual lah.. dan lain-lain".
"Jangan bilang sulit bu, datangi dulu minimal keluarga terdekat. Insyaalloh pendonor yang lain mengikuti. Karena biasanya untuk urusan kemanusiaan saya percaya hati manusia itu mudah trenyuh, insyaalloh dengan sukarela akan banyak orang  mendaftar jadi pendonor".
"Katakan juga kepada calon pendonor, banyak manfaat saat kita mendonorkan darah selain amal jariah, diantaranya: kita bisa tahu golongan darah kita apa, tensi darah kita gimana, dan kita bisa tahu hari itu kita dalam keadaan sehat atau sakit dll.
"Siap Pak.. saya bergerak sekarang juga". Sebuah jawaban menggelora dari bu yanah semakin memicu semangat saya untuk sesegera mungkin mengadakan kegiatan donor darah ini.
Pagi itu juga sekitar jam 03:30wib selepas santap sahur saya kontek teman yang dinas Di PMI pusat, tanya-tanya bagaimana cara mendatangkan Mobile Unit ke kampung. (Maklum terakhir kerja di PMI Kota Bekasi saya sekitar tahun 2003, jadi lupa lagi bagaimana cara mengadakan kegiatan donor darah massal hehe).
Diberilah saya nomor kepala koordinator UTDC Kabupaten pandeglang oleh teman di PMI pusat, ngobrol panjang hingga tercapailah sebuah kesepakatan bahwa mobile unit akan datang hari rabu malam kamis tanggal 13 mei 2020 ba'da maghrib seusai buka puasa sekitar pukul 18:30 wib bertempat di rumah Ibu Yanah Kp. Kadukalapa Rt 02/02 Desa: Pakuluran, Kec: Koroncong, Kabupaten: Pandeglang, Banten. Dengan izin ketua Rt dan ketua Pemuda yang semangatnya tiada tanding tiada banding terlaksanalah acara.
Saya bersama ketua pemuda paling awal memeriksakan diri. Setelah dinyatakan sehat mulailah kami yang mendonorkan darah.
Alhamdulillah.. menjelang waktu isya warga khususnya pemuda mulai berdatangan dan turut serta menjadi pendonor. Tentunya. Sebuah kebahagiaan buat Ibu Yanah dan kami selaku tetangga bisa membantu sedikit meringankan bebannya.
Lagi. Ramadhan di tengah pandemi. Tidak ada alasan untuk kita tidak bisa berbagi. Karena berbagi tak hanya dengan harta kekayaan tapi juga dengan kaya hati.
Terimakasih para pendonor "setetes darah kita berarti untuk sesama".
Terimakasih Ibu Yanah yang tidak hanya memikirkan kebutuhan darah putranya semata tetapi juga putra-putra yang bernasib sama di kabupaten pandeglang.
Terimakasih UTDC kabupaten Pandeglang, demi donasi kami bapak-bapak mau mampir ke kampung kami, dengan jamuan alakadar meski berada di pelosok kampung dan dengan medan yang dikelilingi hutan.
Jayalah kampung kadukalapa
Semoga selalu senantiasa sehat pemuda kampung kadu kalapa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H