Mohon tunggu...
Muhamad Saudi
Muhamad Saudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kopi hitam

Penikmat kopi hitam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setetes Darah Kampung Kadukalapa di Bulan Ramadan di Tengah Pandemi

15 Mei 2020   00:49 Diperbarui: 15 Mei 2020   00:48 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama paramedis UTDC Pandeglang(dokpri)

Menjelang sahur, seorang tetangga ibu dari pasien Thallasemia sebut saja ibu Yanah. japri penulis via wa. Yang isi chatnya mengatakan  bahwa sebentar lagi saya harus transfusi darah untuk anak tercintanya, sementara untuk mendapatkan darah amatlah sulit. Maklum ditengah pandemi dengan segala keterbatasanya. Saya katakan:
"Golongan darah saya A bu, masuk gak buat putra ibu? Jika masuk saya akan mendonorkan darah kapan ibu Yanah memerlukan"

"Waduh Pak, anak saya golongan darahnya AB."

Seperti terhiris hati saya ketika mendengar kata  thallasemia. Tentulah bisa tergambar apa arti kata itu. Beberapa hari kedepan harus transfusi sementara darah sulit dicari.

Spontan jiwa relawan saya timbul lagi, mengenang dulu ketika ikut berjibaku atas musibah banjir besar di kota bekasi. Ketika ikut bekerja dengan teman satu SMA tepatnya di UTDC kota bekasi. mencari darah untuk memenuhi kebutuhan pasien. Hanya satu pikiran yang terlintas. Dan saya utarakan langsung ke beliau.

"Gini aja Bu Yanah, kalo nyari darah perorangan/meminta bantuan seseorang untuk mendonorkan darahnya ke kita amatlah sulit. Kadang Ada yang siap jadi pendonor tapi golongan darahnya tidak sama seperti apa yang kita inginkan. sulit karena tidak semua golongan darah sama, tidak semua orang mau, sekalipun ada orang yang mau mendonorkan darahnya terkendala karena jarak dari kampung kita ke kantor UTD kabupaten lumayan jauh. gimana kalau kita ngadain kegiatan bakti sosial donor darah massal di kampung kita, hitung -hitung kita membantu sosialisasi PMI betapa setetes darah yang kita donorkan itu sangatlah berharga. Disitu PMI juga akan terbantu  mendapatkan banyak stok darah untuk mencukupi sementara kebutuhan darah dari berbagai macam golongan darah".

"Saya gak ngerti gimana caranya Pak".

"Ya sudah.. Ibu Yanah nyari aja dulu calon pendonor sebanyak-banyaknya, terutama dari keluarga dekat dulu. biar saya yang ngurus ke PMI nya. Kebetulan saya pernah punya pengalaman kerja di PMI dan ada kenalan di PMI pusat, nanti saya konsul sama mereka agar bisa terhubung dengan UTDC kabupaten Pandeglang".

"Sulit Pak Haji.. selalu jawaban yang saya dapat takut darahnya habislah.. donornya mah gratis tapi darah kita mah dijual lah.. dan lain-lain".

"Jangan bilang sulit bu, datangi dulu minimal keluarga terdekat. Insyaalloh pendonor yang lain mengikuti. Karena biasanya untuk urusan kemanusiaan saya percaya hati manusia itu mudah trenyuh, insyaalloh dengan sukarela akan banyak orang  mendaftar jadi pendonor".

"Katakan juga kepada calon pendonor, banyak manfaat saat kita mendonorkan darah selain amal jariah, diantaranya: kita bisa tahu golongan darah kita apa, tensi darah kita gimana, dan kita bisa tahu hari itu kita dalam keadaan sehat atau sakit dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun