Penerjemah : Barokah Ruziati
Editor : Danu Nugraha, S. Si. dan Rani Nuraeni, S. Si.Â
Seri ini diterjemahkan dengan izin dari Edizioni Piemme S.p.A. September 2006.
Penulis sangat mahir menjadikan pembaca merasa sangat penasaran dan terus membeli buku serial selanjutnya. Dengan hal tersebut pengarang bisa dikatakan sukses dalam menulis karangan yang telah diminati banyak orang dan semua kalangan ini. Pembukaan dari buku yang sangat menarik tidak seperti buku serial ULYSES MOORE yang lain cerita peta yang hilang ini sangatlah misterius. Karena langsung disuguhkan dengan teka teki cara membuka pintu yang terhubung ke Mesir Kuno tersebut. Serta klimaks yang berada di bab bab menjelang akhir sangat terstruktur. Penutup dari cerita ini pun sangat memuaskan karena disuguhkan dengan penggalan yang menegangkan. Pada bab penutup penulis mungkin sengaja tidak mengakhiri dengan valid karena buku seri ke tiga juga akan dirilis pada waktu itu.Â
Yang saya kagumi dari buku ini adalah teka teki yang sangat banyak seperti harta karun firaun, metis, punt (kota yang hilang di Benua Afrika, balada dua kekasih, sistem mnemonik, dan ruangan yang tak pernah ada. Semua teka teki itupun membuat saya penasaran dan membaca lebih fokus lagi agar bisa memahami maksut dari pemecahan teka teki tersebut. Dalam cerita ini memang teka teki juga telah dipecahkan tetapi jika tidak fokus dan hanya membaca saja semua seperti tidak masuk akal dan membingungkan. Maka dari itulah buku ini sangat menarik karena pembaca diharuskan untuk tetap fokus dan benar benar memahami setiap bab. Karena setiap bab pasti ada kesinambungan dan seperti ada benang yang merujuk pada klimaks di cerita ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H