Mohon tunggu...
Muhamad Ruslan
Muhamad Ruslan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru yang memiliki hobi membaca dan menulis, serta semangat untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain. Saya telah menulis berbagai artikel tentang pendidikan dan ekonomi, yang telah dipublikasikan di berbagai platform dan media cetak. Selain itu, saya juga memiliki pengalaman dalam mengajar di berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Saya percaya bahwa pendidikan dan ekonomi adalah dua hal yang sangat penting dalam kehidupan kita. Melalui penulisan, saya berharap dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi pembaca Kompasiana dalam memahami dan mengatasi berbagai tantangan dalam kedua bidang ini. Dengan gaya penulisan yang jelas dan mudah dipahami, saya berharap artikel-artikel saya dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi pembaca. Saya sangat antusias untuk bergabung dengan Kompasiana dan berbagi ide serta pengalaman dengan komunitas pembaca dan penulis di sini.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat: Kunci Hidup Bahagia yang Terlupakan

15 September 2023   12:00 Diperbarui: 15 September 2023   12:07 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini-buku-sebuah-seni-untuk-bersikap-bodoh-amat-kunci-hidup-bahagia-yang-terlupakan

Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat:Kunci Hidup Bahagia yang Terlupakan. Dalam dunia yang semakin kompleks ini, banyak dari kita sering kali merasa tertekan, cemas, atau terlalu fokus pada hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting. Mark Manson, seorang penulis terkenal, telah menggagas sebuah konsep yang menarik: "Seni untuk Bersikap Bodo Amat." Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi gagasan ini dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Apa Itu Seni untuk Bersikap Bodo Amat?
Mark Manson memperkenalkan konsep "Bodo Amat" dalam bukunya yang terkenal, "The Subtle Art of Not Giving a F*ck." Konsep ini mengajarkan kita untuk lebih selektif dalam memilih apa yang benar-benar kita pedulikan. Ini bukan tentang menjadi acuh tak acuh terhadap segalanya, tetapi tentang memilih dengan bijak di mana kita ingin menginvestasikan energi dan perasaan kita.

1. Menentukan Prioritas
Dalam hidup, terdapat begitu banyak masalah, kekhawatiran, dan hal-hal yang bisa membuat kita stres. Namun, seni sejati dalam bersikap "Bodo Amat" adalah dengan menentukan prioritas yang sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan kita. Ini mengharuskan kita untuk berpikir secara kritis tentang apa yang benar-benar penting dalam hidup kita.

2. Mengatasi Kegelisahan 
Kegelisahan adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Namun, terlalu sering, kita terjebak dalam berpikir berlebihan tentang hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. Manson mengajarkan kita untuk menerima kenyataan ini dan berhenti mempermasalahkannya secara berlebihan.

3. Praktik Mindfulness 
Salah satu cara untuk mengatasi kegelisahan adalah dengan mempraktikkan mindfulness. Ini adalah teknik yang membantu kita tetap fokus pada saat ini dan mengurangi kekhawatiran tentang masa depan.

4. Menjadi Lebih Autentik 
Bersikap "Bodo Amat" juga berarti menjadi diri sendiri dengan jujur. Terlalu sering, kita mencoba menjadi orang yang lain hanya untuk memenuhi harapan orang lain. Manson mendorong kita untuk menerima diri kita apa adanya.

5. Menerima Kekurangan 
Kita semua memiliki kekurangan. Mengakui dan menerima kekurangan kita adalah langkah pertama menuju menjadi lebih autentik.

6. Belajar dari Kegagalan 
Salah satu aspek penting dari bersikap "Bodo Amat" adalah memandang kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh.

7. Resiliensi 
Ketika kita belajar untuk tidak terlalu peduli dengan pendapat orang lain, kita menjadi lebih tahan terhadap kritik dan kegagalan.

Dalam dunia yang penuh dengan tekanan dan ekspektasi, seni untuk bersikap "Bodo Amat" oleh Mark Manson adalah pandangan yang menyegarkan. Ini mengajarkan kita untuk memilih dengan bijak di mana kita ingin mengarahkan perhatian dan energi kita, dan bagaimana menerima diri kita apa adanya. Saat kita mengadopsi pandangan ini, kita dapat menemukan kedamaian dan kebahagiaan yang lebih besar dalam hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun