Psikologi Kepemimpinan: Kepuasan KerjaÂ
Muhamad Romli Al Amin
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
muhamadromlialamin@gmail.com
Â
Kepuasan kerja merupakan "suatu kondisi yang menggambarkan tingkat kepuasan seseorang terhadap pekerjaan yang ia lakukan karena sesuai dengan kemampuan dan harapan atau menerima pengharggaan dari hasil kerja yang dilakukan.
- Bentuk kepuasan kerja dapat tercermin dalam perilaku tertentu. Kepuasan kerja dapat mempunyai beberapa bentuk atau kategori. Colquitt, Lepine, Wesson (2011) mengemukakan adanya beberapa kategori kepuasan kerja
- Menurut Coquitt, LePine dan Wesson (Izzati, dkk.) terdapat dua unsur yang terkandung dalam kepuasan kerja, yaitu value fulfillment atau pemenuhan nilai dan satisfaction with the work itself atau kepuasan atas pekerjaan itu sendiri
- Kreitner dan Kinicki menyimpulkan bahwa "kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas akan lebih produktif.
- Â
Esensi teori ketidaksesuaian atau pertentangan bahwa seseorang akan merasa puas jika kondisi yang diinginkan sesuai dengan kondisi yang ada. Semakin besar ketidaksesuaian antara kondisi yang ada dan kondisi yang diinginkan, semakin besar pula rasa ketidakpuasannya.
- Esensi teori ini bahwa seseorang akan merasa puas dengan suatu aspek khusus dari pekerjaannya, baik gaji, atasan, maupun rekan kerja serta hal lainnya. Jika jumlah aspek khusus yang persepsikan sama dengan yang sepantasnya terima, maka individu akan merasakan kepuasan kerja.
- Teori ini menjelaskan bahwa jika individu memperoleh keberhasilan dalam pekerjaannya, maka individu akan merasa senang sekaligus takut gagal atau tidak senang
- Â
ada 9 aspek kepuasan kerja seorang karyawan yang tentu akan memberikan dampak kepuasan yang bisa dirasakan, yaitu: Gaji, Promosi, Atasan, Tunjangan, Penghargaan, Proseedur Kerja, Rekan Kerja, Sifat Pekerjaan, dan Komunikasi
- Mullin (dalam Wijono, 2015), menjelaskan tentang faktor-faktor yang dapat memengaruhi kepuasan kerja, meliputi faktor-faktor "pribadi, sosial budaya, organisasi, dan lingkungan.
- Dampak dari ketidakpuasan kerja dituangkan dalam model teoretik dinamakan EVLN-Model, yang terdiri dari Exit, Voice, Loyality, dan Neglect. Ketidakpuasan dalam bekerja dapat berpengaruh signifikan pada pekerja dan menimbulkan beberapa dampak yang kemungkinan besar dapat merugikan bagi perusahaan.
- Â
Menurut Rubin, karyawan akan merasa lebih bahagia apabila bisa memiliki kontrol lebih atas jadwalnya. misalnya memberlakukan jam kerja yang lebih fleksibel hingga membebaskan karyawan untuk mendekorasi meja kerja mereka.
- dengan mengubah jam kerja, seperti jam masuk yang lebih siang, meniadakan aturan keterlambatan yang terlalu ketat, akan mengurangi stres karyawan
- kurangi waktu meeting agar bisa lebih efektif, akan membuat waktu lebih efisien. dan beri kesempatan  karyawan untuk bersosialisasi
- Dorong Gaya Hidup Sehat, Ciptakan Lingkungan yang Positif untuk Pertumbuhan, Ciptakan Rutinitas yang Seru misalnya dengan melakukan senam bersama.
Â
Summary: