Lalu, apa solusinya? Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan meningkatkan literasi digital masyarakat. Semakin banyak orang yang paham tentang carak erja media sosial dan penyebaran informasi, semakin sulit bagi buzzer untuk menyebarkan hoax.Â
Selain itu, pemerintah juga harus lebih tegas dalam menindak buzzer yang menyebarkani nformasi palsu, dengan memberlakukan sanksi yang lebih berat bagi mereka yang terbukti melakukan tindakan tersebut.
Peran media juga tidak kalah penting. Media harus lebih proaktif dalam melakukan cek fakta dan menyampaikan informasi yang benar kepada publik.Â
Media yang memiliki integritas dan komitmen terhadap kebenaran bisa menjadi benteng pertahanan yang kuat melawan hoaxdan disinformasi.
Selain itu, platform media sosial juga harus lebih bertanggung jawab dalam memerangi hoax. Mereka memiliki teknologi yang mampu mendeteksi dan menghapus berita palsu, tetapi sayangnya, langkah-langkah ini sering kali kurang maksimal.
Harapan ke depan, kita bisa melihat pemilu yang lebih bersih dan sehat, di mana kampanye dilakukan dengan jujur dan tanpa menggunakan hoax sebagai senjata politik.Â
Pemilu seharusnya menjadi ajang adu gagasan, bukan adu fitnah. Dengan demikian, kita bisa memilih pemimpin yang benar-benar berkualitas dan mampu membawa bangsa ini ke arah yang lebihbaik.Â
Dan yang paling penting, kita semua memiliki peran dalam menjaga masa depan demokrasi kita dari pengaruh buruk buzzer dan hoax.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H