Kepemimpinan adalah gabungan unsur-unsur kecerdasan, sifat amanah (dapat dipercaya), rasa kemanusiaan, keberanian, serta disiplin (Sun Tzu). Menurut Davies & Davies, 2004 dalam jurnalnya yang berjudul Strategic Leadership menjelaskan bahwa seorang pemimpin strategis haruslah memiliki karakteristik dalam mengelola sebuah organisasi seperti:
- Mengatur Orientasi Strategi yaitu dapat menentukan tujuan utama, nilai-nilai, dan rencana aksi yang akan membimbing keputusan dan tindakan ke depan.
- Menerapkan strategi kedalam sebuah tindakan yaitu proses mengambil rencana strategis yang telah dibuat dan mengimplementasikannya dalam tindakan nyata.
- Keselarasan yakni untuk memastikan bahwa semua upayanya mendukung visi dan misi organisasi, sehingga sumber daya digunakan secara efisien dan tujuan dapat dicapai dengan lebih baik.
- Mengidentifikasi titik intervensi yang efektif yakni menentukan di mana atau kapan campur tangan atau tindakan tertentu harus dilakukan agar efektif dalam mencapai tujuan tertentu.
- Mengembangkan Kompetensi Strategis yakni proses memperkuat atau meningkatkan kemampuan organisasi atau individu dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi strategi yang efektif.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin strategis haruslah memiliki kemampuan untuk mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi strategi untuk menjamin keberhasilan suatu kegiatan baik itu dalam Tingkat nasional maupun internasional. Adapula bagi seorang pemimpin yang strategis haruslah memiliki sifat sifat Restlessness, Absortive Capacity, Adaptive Capacity dan Wisdom (Davies & Davies, 2004). Pada tulisan ini penulis tertarik untuk mengulas tentang salah satu pahlawan revolusioner yang memiliki peran penting dalam melaksanakan kemerdekaan Indonesia yaitu MT Haryono.
Mas Tirtodarmo Haryono, atau yang sering disebut MT Haryono, merupakan salah satu pahlawan revolusioner yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI. MT Haryono lahir pada tanggal 20 Januari 1924 di Surabaya. Beliau lahir dalam lingkungan Binnenlands Bestuur, sebuah birokrasi pada pemerintahan Hindia-Belanda yang diisi oleh orang Eropa, dengan itu MT Haryono bisa dengan mudah mengakses Pendidikan dari bangku SD, SMP dan SMA, kemudian kerna cita-citanya untuk menjadi seorang dokter MT Haryono pun melanjutkan Pendidikan di Sekolah kedokteran Ika Dai Gakko yang pada saat itu dibuka Kembali oleh jepang, Namun saat baru menempuh pembelajaran selama 3 tahun sekolah, ika Dai Gakko harus ditutup seiring dengan menyerahnya jepang dan Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, selanjutnya MT Haryono pun bergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat untuk mendukung Kemerdekaan Indonesia (Wikipedia, 2024).
Karir militernya dimulai saat bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat dan meraih pangkat mayor. Awalnya, beliau ditempatkan di Kantor Penghubung. Namun, berkat kemampuannya dalam menguasai tiga bahasa, yaitu Bahasa Belanda, Inggris, dan Jerman dan kepintarannya dalam melakukan delegasi, MT Haryono kemudian ditunjuk sebagai Sekretaris Delegasi Republik Indonesia dalam perundingan dengan Inggris dan Belanda di Belanda. Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Dewan Pertahanan Negara dan Wakil Tetap pada Kementerian Pertahanan Urusan Gencatan Senjata (Wikipedia, 2024).
MT Haryono merupakan seorang pemimpin strategis di dunia militer Dimana dia mampu menjadi penengah antara Indonesia dengan Belanda. Keberhasilan MT Haryono dalam memainkan peran diplomatik dan militernya sangatlah penting untuk memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan internasional pada masa itu. Kontribusinya yang besar dalam mencapai kemerdekaan Indonesia menjadikan beliau sebagai salah satu pahlawan yang patut dihormati dalam sejarah perjuangan bangsa (Wikipedia, 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H