Mohon tunggu...
MUHAMAD RIFKI YULISTIANSYAH
MUHAMAD RIFKI YULISTIANSYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Sebagai penulis yang memiliki ketertarikan mendalam terhadap teknologi, sejarah, dan sastra, saya menikmati menjelajahi berbagai inovasi teknologi yang mengubah dunia kita. Saya juga tertarik mempelajari sejarah untuk memahami bagaimana peristiwa masa lalu membentuk masa kini. Selain itu, saya menggemari sastra, baik sebagai pembaca maupun penulis, karena karya tulis memiliki kekuatan untuk menggugah pikiran dan perasaan. Melalui tulisan-tulisan saya di Kompasiana, saya berharap dapat berbagi pengetahuan, pandangan, dan inspirasi dengan komunitas yang lebih luas.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mengelola Work-Life Balance di Era Generasi Z

5 Agustus 2024   14:00 Diperbarui: 5 Agustus 2024   14:03 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, kini mulai memasuki dunia kerja dengan cara pandang dan nilai-nilai yang berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka tidak hanya fokus pada karir yang stabil, tetapi juga sangat menghargai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Tren ini terlihat dari meningkatnya popularitas pekerjaan informal dan fleksibilitas kerja yang menjadi prioritas mereka.

Work-Life Balance: Prioritas Utama

Bagi Generasi Z, work-life balance bukan sekadar jargon, melainkan kebutuhan nyata. Mereka melihat nilai lebih pada perusahaan yang menawarkan fleksibilitas jam kerja, kesempatan bekerja dari rumah, dan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental. Dengan teknologi yang semakin canggih, banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan tanpa harus berada di kantor sepanjang hari. Generasi ini cenderung memilih karir yang memungkinkan mereka tetap produktif sambil tetap menjaga kualitas hidup.

Studi dari McKinsey menunjukkan bahwa 60% Generasi Z menganggap keseimbangan hidup-kerja sebagai faktor kunci dalam memilih pekerjaan mereka. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya bagi perusahaan untuk beradaptasi dengan kebutuhan ini.

Pekerjaan Informal: Kebebasan dan Fleksibilitas

Pekerjaan informal, seperti freelancer, content creator, dan gig economy, menjadi pilihan menarik bagi Generasi Z. Jenis pekerjaan ini menawarkan kebebasan untuk mengatur waktu kerja sendiri dan kesempatan untuk mengejar passion tanpa terikat pada struktur perusahaan yang kaku. Selain itu, pekerjaan informal sering kali memungkinkan mereka untuk mempelajari keterampilan baru dan membangun jaringan profesional yang luas.

Sebuah contoh nyata adalah Maria, seorang freelancer desain grafis yang berhasil menyeimbangkan karirnya dengan hobi traveling. "Dengan bekerja secara fleksibel, saya bisa mengambil proyek yang saya suka dan tetap punya waktu untuk mengeksplorasi tempat-tempat baru," kata Maria.

Menghadapi Tantangan

Meski memiliki banyak keuntungan, pekerjaan informal dan upaya menjaga keseimbangan hidup-kerja juga datang dengan tantangan. Kurangnya stabilitas finansial dan perlindungan sosial menjadi isu yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, penting bagi Generasi Z untuk memahami cara mengelola keuangan pribadi dengan baik dan mencari alternatif perlindungan, seperti asuransi kesehatan dan tabungan pensiun.

Menurut survei dari Freelancers Union, sekitar 57% pekerja informal mengkhawatirkan stabilitas finansial mereka di masa depan. Ini menunjukkan perlunya strategi manajemen keuangan yang matang bagi para freelancer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun