Mohon tunggu...
Muhamad Ridwan
Muhamad Ridwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 teknik sipil di Universitas Muhammadiyah Mataram semester 7

Saya memiliki Hobi menikmati gunung dan tidak suka keramaian. Saya benci keributan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Tawa Kosong di Pelukan Sunyi

3 Maret 2024   22:17 Diperbarui: 6 Maret 2024   00:15 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: buku cerita. (Sumber: Pixabay/congerdesign)

Di pelukan sunyi, ada rindu yang melintas,
Di alam sendu, ia menari dalam kesunyian,
Lembutnya senyap, memeluk dalam dingin,
Sebatas langit, di tepi hati yang hening.

Di sana, ia hanya menggema terbius,
Di antara kabut kelabu, di langit yang biru,
Mencari jalan, di dalam serpihan kesepian,
Menjadi melodi, di lautan sunyi yang tenang.

Dalam bisikan angin, ia berdendang sepi,
Menyentuh jiwa, tanpa sentuhan yang nyata,
Mengalun damai, di dalam gelap yang sunyi,
Ia, menjadi cahaya di dalam kisah abadi.

Di pelukan sunyi, ia menari tanpa henti,
Mengisi ruang, di antara gelap yang tersembunyi,
Menyemai harap, di dalam luka yang menyendiri,
Ia, menjadi sahabat di setiap detik yang berlalu.

Meski dalam sunyi, Ia bersemayam,
Menyala terang, di dalam kegelapan yang tiada akhir,
Di pelukan sunyi, ia menjadi puisi abadi,
Mengukir makna, di antara rindu yang merajai.

Oleh : Ridwan

http://www.pmiigusdur.com
http://www.pmiigusdur.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun