Di pelukan sunyi, ada rindu yang melintas,
Di alam sendu, ia menari dalam kesunyian,
Lembutnya senyap, memeluk dalam dingin,
Sebatas langit, di tepi hati yang hening.
Di sana, ia hanya menggema terbius,
Di antara kabut kelabu, di langit yang biru,
Mencari jalan, di dalam serpihan kesepian,
Menjadi melodi, di lautan sunyi yang tenang.
Dalam bisikan angin, ia berdendang sepi,
Menyentuh jiwa, tanpa sentuhan yang nyata,
Mengalun damai, di dalam gelap yang sunyi,
Ia, menjadi cahaya di dalam kisah abadi.
Di pelukan sunyi, ia menari tanpa henti,
Mengisi ruang, di antara gelap yang tersembunyi,
Menyemai harap, di dalam luka yang menyendiri,
Ia, menjadi sahabat di setiap detik yang berlalu.
Meski dalam sunyi, Ia bersemayam,
Menyala terang, di dalam kegelapan yang tiada akhir,
Di pelukan sunyi, ia menjadi puisi abadi,
Mengukir makna, di antara rindu yang merajai.
Oleh : Ridwan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H