2.1Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses penidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi atau entitas yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka mengambil keputusan oleh pihak-pihak yang memerlukan (American Accounting Association, 1996).
Akuntansi dapat memberikan pedoman perlakuan akuntansi terkait dengan pendefinisian, pengukuran, penilaian, pencatatan, pengklasifikasian serta pengungkapan pos pos yang terdapat didalam laporan keuangan untuk mencapai tujuan laporan keuangan.
2.1.2Sistem Pencatatan Akuntansi
Pencatatan transaksi keuangan merupakan hal terpenting yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan dan juga merupakan hal yang paling mendasar dalam bidang akuntansi. Dengan dilakukannya pencatatan, segala macam transaksi yang berhubungan ataupun berkaitan dengan uang dapat dipertanggungjawabkan serta dapat dijadikan sebagai laporan keuangan beserta bukti transaksinya. Setiap perusahaan akan menjalankan proses akuntansi demi kelangsungan bisnis yang dijalankan. Perusahaan akan melakukan pencatatan dalam semua proses akuntansi itu. Pencatatan tersebut mengenai segala macam hal yang berhubungan dengan uang yang kemudian akan didata dengan baik dan terperinci. Perlu diketahui bahwa metode pencatatan akuntansi dibagi menjadi dua, yaitu basis cash dan basis akrual. Metode basis cash adalah suatu proses pencatatan transaksi pada akuntansi, di mana suatu transaksi tersebut dicatat pada saat kas diterima atau pada saat kas dikeluarkan. Pada metode basis cash ini, pendapatan atau pemasukan dicatat pada saat kas diterima, sedangkan biaya dicatat pada saat kas dikeluarkan. Sedangkan, metode basis akrual ialah suatu proses pencatatan transaksi pada akuntansi, di mana suatu transaksi dicatat ketika sedang terjadi, meskipun kas belum diterima ataupun kas belum dikeluarkan. Pada metode basis akrual ini, pendapatan dicatat pada saat terjadinya penjualan walaupun kas belum diterima, sedangkan biaya dicatat ketika biaya tersebut digunakan atau dipakai, walaupun kas belum dikeluarkan.
Ada dua jenis cara pencatatan laporan keuangan yaitu sistem pencatatan manual dan sistem pencatatan secara komputerisasi. Namun masih banyak beberapa organisasi/lembaga dalam menjalankan usahanya yang masih menggunakan sistem pencatatan laporan keuanganmanual, hal ini disebabkan kurang mengertinya mereka dalam memakai aplikasi komputer akuntansi yang ada, serta mahalnya harga software tersebut yang harus dibeli.
2.2Pengertian Audit Eksternal
Audit eksternal adalah proses independen yang dilakukan oleh pihak eksternal, biasanya oleh firma akuntansi independen, untuk memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan suatu perusahaan dengan tujuan memberikan keyakinan terhadap keandalan, kelayakan, dan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku.
Dalam audit eksternal, tim auditor eksternal akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap catatan keuangan, transaksi, sistem pengendalian internal, dan proses operasional perusahaan. Tujuan utama dari audit eksternal adalah untuk menilai apakah laporan keuangan perusahaan mencerminkan secara akurat posisi keuangan, hasil operasional, dan arus kas perusahaan.
Auditor eksternal menggunakan berbagai teknik dan metode, termasuk wawancara dengan pihak terkait, pemeriksaan dokumen dan catatan, serta pengujian substantif terhadap transaksi dan saldo akun. Mereka juga akan mengevaluasi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan dan kebijakan yang berlaku.
Setelah pemeriksaan selesai, auditor eksternal akan menyusun laporan audit yang berisi temuan, kesimpulan, dan rekomendasi mereka. Laporan ini akan memberikan informasi kepada pemangku kepentingan, seperti pemilik saham, investor, kreditor, dan pihak eksternal lainnya, tentang keandalan laporan keuangan perusahaan.