Mohon tunggu...
Muhamad Rifqi Syaban
Muhamad Rifqi Syaban Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Seni

Retorika Sebagai Keterampilan

24 April 2024   06:14 Diperbarui: 24 April 2024   06:24 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dosen dan mahasiswa UIN Jakarta

Oleh Dosen dan mahasiswa UIN Jakarta, Syamsul Yakin dan Muhammad Rifqi Sya'ban 


Sebagai sebuah pengetahuan, retorika lebih disebut sebagai keterampilan. karena retorika dipahami sebagai keterampilan berbahasa secara efektif,   baik melalui lisan maupun tulisan.

Keterampilan retorika secara lisan, dapat dilihat ketika seorang berpidato yang seperti sedang membacakan sebuah puisi indah. Menggunakan bahasa dan kata-kata yang menarik, intonasi dan dinamika turun-naik.

Dalam pidatonya Seorang ahli retorika terkadang menyelipi pidatonya dengan singkat sebuah candaan untuk menghibur pendengarnya, tidak hanya itu terkadang juga ahli retorika menyelipkan ice breaking agar suasana menjadi cair dan sedikit bumbu satire atau sindiran.

Untuk menambahkan argumentasinya, seorang ahli retorika juga kerap kali menambahkan kata-kata bijak dari seorang nabi, filosof, maupun sastrawan. Pendakwah yang ahli dalam retorika, sering mengutip ayat al-Qur'an sebagai penguatnya.

Keahlian dalam menyusun bahasa lisan seringkali mempengaruhi perasaan pembacanya. Perasaan mereka menjadi sedih, haru, geram, dan marah. Oleh karena itu seorang penceramah, motivator, maupun provokator demo sejatinya memiliki kemampuan retorika yang mumpuni.

Lain halnya melalui tulisan, keahliannya nampak saat dia menulis  dan mengarang baik fiksi ataupun non-fiksi. Karyanya terasa seakan mengalir dengan indah.

Dalam mengukur kekuatan retorika tulis, jika bahasa tulis seseorang tersebut menarik, efektif, serta ketika dimuat sebagai teks pidato indah, maka retorika tulisan orang itu kuat dan baik. Pada umumnya seorang penulis yang ahli retorika juga menguasai ilmu logika, seni, filsafat, dan ilmu-ilmu sosial.

Sama seperti kemapuan retorika tulis, retorika lisan yang kuat dan baik dituntut memenuhi prinsip-prinsip retorika, seperti dalam memahami arti sebuah frasa, kata, dan kalimat yang baik. Tidak hanya itu kemampuan gramatikal bahasa yang berlaku juga perlu dimiliki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun