Bermain gamelan bukan sekadar kemampuan memainkan berbagai alat musik secara bersama-sama,sehingga melahirkan keserasian nada dan irama.
Tetapi juga, dengan bermain gamelan terdapat makna yang menggambarkan tentang sistem musyawarah mufakat di tengah-tengah masyarakat, melalui masing-masing alat musik gamelan.
Berikut ini fungsi dan makna masing-masing alat musik gamelan.
1. Gong, merupakan alat musik gamelan yang terbuat dari besi berbentuk bulat, dengan benjulan di tengahnya sebagai tempat memukul. Gong berfungsi seperti pengumuman pada rapat. Ketika gong di pukul pertama kali menandakan supaya semua penabuh gamelan untuk berkumpul, karena tetabuhan gamelan akan di mulai. Maka lewat pengeras suara pula seorang pemimpin menyampaikan informasi tentang akan diadakannya rapat.
2. Pemugah, adalah sebuah alat gamelan berupa saron tetapi lebih besar dan biasanya dipukul pada awal gamelan dimainkan. Pemugah diibaratkan seperti pemimpin rapat yang akan menentukan apa yang akan dibahas pada rapat. Begitu juga pemugah, dari pemugah para sekahe gamelan tahu, apa judul irama gamelan yang akan dimainkan.
3. Gendang, merupakan alat musik yang terbuat dari kayu. Kemudian di tutup dengan kulit hewan, baik kulit sapi, kerbau, atau kambing yang telah disamak dan dikeringkan pada kedua ujung lubang. Gendang diibaratkan sebagai moderator atau protokol pada rapat. Fungsi gendang atau moderator adalah menentukan kapan rapat akan dimulai dan kapan waktunya rapat dihentikan.
4. Saron, teropong, kentil dan beberapa alat musik kecil lainnya diibaratkan sebagai rakyat yang hanya mengikuti arahan dan maksud rapat.
5. Kenceng, adalah alat musik gamelan yang berbentuk lempengan, bersuara nyaring. Dimainkan dengan cara memukulkan pada lempengan besi lainnya. Karena suaranya paling nyaring, kenceng diibaratkan kepada seseorang yang bertugas sebagai penggerak agar bagaimana rapat bisa berhasil sesuai yang diharapkan.
6. Jiblak, adalah alat gamelan yang besar terdiri dari 6 biji, tidak boleh lebih dan hanya dipukul pada saat saat tertentu. Jiblak ini diibaratkan sebagai tetua atau penghulu atau panasehat rapat.
7. Petuk, meskipun kecil dan hanya 1 buah tetapi cukup besar pengaruhnya. Petuk bisa diibaratkan sebagai seorang provokator atau perusak keputusan rapat. Jika petuk tidak sejalan dengan irama gamelan, bisa berakibat kepada rusaknya nada gamelan yang akan kita tabuh.
Gamelan melambangkan semangat kekompakan dan gotong-royong, seiring dan sejalan. Sehingga melahirkan nada yang harmonis dalam kehidupan bermasyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H