Topik kepemimpinan sudah lama dibahas, tetapi tetap menarik untuk diteliti karena sangat penting untuk keberlangsungan sebuah organisasi. Kepemimpinan pada dasarnya adalah tentang bertanggung jawab. Masalah kepemimpinan masih sangat menarik untuk diteliti karena selalu ada hal baru yang dapat dibahas sepanjang sejarah manusia. Terlebih lagi, pada saat ini, moral dan mental manusia semakin menurun. Oleh karena itu, semakin sulit mencari pemimpin yang baik.
Kepemimpinan kadang-kadang dianggap sebagai kekuasaan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang lain. beberapa faktor yang dapat menggerakkan dan mempengaruhi orang, seperti ancaman, penghargaan, dan bujukan. Jika ada ancaman dari seseorang, maka orang yang diancam akan takut dan mematuhi semua perintah orang tersebut. Namun, kepemimpinan memiliki arti yang lebih luas daripada kekuasaan karena upaya mempengaruhi orang bukan hanya melakukan apa yang diinginkan atasan, tetapi juga untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Kepentingan pemimpin dan kepemimpinan dalam kelompok organisasi sangat penting. Misalnya, ketika terjadi konflik atau perselisihan antara anggota kelompok, maka pemimpin organisasi harus mencari alternatif penyelesaiannya agar terjadi kesepakatan dan aturan yang dapat dipatuhi bersama-sama.
Kepemimpinan
Definisi kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses kompleks dimana seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya untuk mencapai visi, misi, tugas, atau tujuan yang akan membuat organisasi menjadi lebih maju dan bersatu. Pada dasarnya, kepemimpinan tidak dapat terbentuk secara instan karena kepemimpinan bukanlah hadiah, bakat, atau takdir semata. Kepemimpinan terbentuk sejak seseorang masih berada dalam kandungan ibunya. Kepemimpinan merupakan hasil akhir dari pengalaman hidup dan pendidikan seseorang, karena kepemimpinan membutuhkan kecerdasan, keterampilan, dan kompetensi yang menyeluruh. Pemimpin melakukan proses ini dengan menerapkan sifat kepemimpinan dirinya, seperti kepercayaan, nilai, etika, kepribadian, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya.
Kepemimpinan merupakan hubungan bagi dalam diri seseorang pemimpin yang mempengaruhi orang lain untuk bekerja dengan sadar dalam mengerjakan tugas demi mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan adalah proses yang bertujuan untuk mengatur dan mencapai kinerja dalam pengambilan keputusan sesuai dengan yang diinginkan. Kepemimpinan juga merupakan serangkaian cara dalam mendistribusikan pengaturan dan situasi pada waktu tertentu.
Kepemimpinan diartikan sebagai suatu proses pengarahan dan pengaruh terhadap berbagai tugas yang terkait dengan aktivitas anggota kelompok. Selain itu, kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi strategi dan tujuan, mempengaruhi komitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk mencapai tujuan bersama, serta mempengaruhi kelompok untuk mengidentifikasi, memelihara, dan mengembangkan budaya organisasi. Faktor yang mempengaruhi kepemimpinan meliputi kualitas manajer dan pemimpin tim dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan kerja pada bawahannya. Dalam sebuah organisasi, kepemimpinan memiliki peran yang sangat penting dalam membangun hubungan antar individu dan membentuk nilai-nilai organisasi yang menjadi dasar bagi pencapaian tujuan organisasi.
Kepemimpinan merujuk pada kegiatan mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau diarahkan menuju tujuan tertentu. Definisi kepemimpinan juga mengacu pada kemampuan memotivasi sekelompok orang untuk melakukan tugas yang sama secara terarah dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai. Kepemimpinan adalah suatu proses untuk menggerakkan kelompok atau tim dengan arah yang sama tanpa adanya paksaan.
kepemimpinan adalah Inti dari manajemen, karena dengan kepemimpinan yang baik, manajemen akan berjalan dengan lancar dan karyawan akan bekerja dengan semangat. Produktivitas kerja, gairah kerja, dan proses manajemen perusahaan akan baik jika manajer menerapkan gaya kepemimpinan yang baik. Kecakapan manajer dalam memimpin bawahannya akan menentukan sebagian besar keberhasilan atau kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuan. Kemampuan dan kewibawaan seorang manajer dalam kepemimpinannya akan mendorong semangat kerja, kreativitas, partisipasi, dan loyalitas bawahannya dalam menyelesaikan tugas mereka. Leader adalah orangnya, sedangkan leadership adalah gaya seorang manajer dalam mengarahkan, mengkoordinasi, dan memotivasi bawahannya untuk bekerja sama dan produktif dalam mencapai tujuan perusahaan.
Kepemimpinan merupakan proses pembentukan karakter pada diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah suatu jabatan atau gelar, melainkan hasil dari proses panjang yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, meraih kedamaian batin dan membangun karakter yang kuat, ketika setiap kata dan tindakan yang dilakukan memberikan pengaruh positif pada lingkungan sekitarnya, dan ketika situasinya mendorong untuk perubahan dalam organisasi/kumpulan, saat itulah seseorang akan menjadi seorang pemimpin. Pangkat atau jabatan seseorang tidak menentukan keberhasilan kepemimpinan yang sebenarnya. Kepemimpinan merupakan hasil dari pilihan seseorang untuk menjadi pemimpin, baik untuk dirinya sendiri, keluarga, lingkungan, dan negaranya. Di bawah ini terdapat beberapa pakar yang menyampaikan definisi mengenai kepemimpinan:
1. Wahjosumidjo
Menurut Wahjosumidjo, kepemimpinan pada dasarnya adalah karakteristik yang melekat pada diri seorang pemimpin, yang meliputi berbagai hal seperti kepribadian atau personality, kemampuan atau ability, dan kapabilitas atau capability. Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai sebuah serangkaian aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari letak, ekspresi, atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan merupakan sebuah proses yang didalamnya melibatkan suatu hubungan atau interaksi antara seorang pemimpi dengan para anggota pada situasi tertentu.
2. Moejiono
Menurut Moejiono, kepemimpinan atau leadership sebenarnya terjadi karena adanya pengaruh yang berjalan satu arah. Hal ini terjadi karena seorang pemimpin mungkin memiliki kualitas tertentu yang membedakannya dari pengikutnya. Teori sukarela atau compliance induction theorist cenderung melihat kepemimpinan sebagai bentuk pemaksaan. Selain itu, kepemimpinan juga dianggap sebagai sebuah pengaruh tidak langsung yang bertujuan membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpinnya.
3. Sondang P. Siagian
Arti dari kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya atau anggota organisasi, ketika berada dalam posisi pemimpin. Kemampuan tersebut digunakan untuk membimbing mereka agar dapat berperilaku dan berpikir sesuai dengan tujuan organisasi yang diinginkan sehingga tujuan tersebut dapat dicapai dengan mudah.
4. Fiedler
Menurut Fiedler, kepemimpinan sebenarnya merupakan sebuah pola perilaku. Pola tersebut terlihat ketika seseorang memegang sebuah wewenang dan menggunakan pengaruhnya untuk memimpin sekelompok orang. Hal tersebut dilakukan agar anggota tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5. Ralp M. Stogdill
Ralph M. Stogdill mengartikan kepemimpinan sebagai sebuah proses di mana seseorang mempengaruhi kegiatan kelompok yang telah terorganisir, dengan tujuan menetapkan dan mencapai sebuah target.
6. Hemhiel dan Coons
Hemhiel dan Coons menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah perilaku seseorang yang memimpin aktivitas dalam suatu organisasi atau kelompok dengan tujuan untuk mencapai tujuan bersama atau shared goal.
7. George R. Terry
Kepemimpinan atau leadership adalah tindakan untuk memengaruhi orang lain agar mengarahkan upaya mereka dalam mencapai tujuan organisasi.
8. Jacobs dan Jacques
Jacobs dan Jacques menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah sebuah proses dalam memberikan arti atau makna terhadap usaha bersama. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kesediaan dan motivasi pada anggota kelompok atau organisasi untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
9. Charles F. Rauch dan Orlando Behling
Rauch dan Behling mengungkapkan bahwa kepemimpinan adalah proses yang mempengaruhi berbagai aktivitas dalam kelompok yang terorganisir dengan tujuan mencapai berbagai tujuan.
10. Kenneth N. Wexley dan Gary Yukl
Wexley dan Yukl mengatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memengaruhi orang lain. Tindakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan mengarahkan tenaga mereka dalam tugas yang diemban atau merubah perilaku mereka.
11. Sullivan dan Decker
Arti dari kepemimpinan adalah penggunaan keterampilan oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar melaksanakan suatu tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan mereka.
Teori -Teori Kepemimpinan
Secara mendasar, teori kompetensi kepemimpinan memiliki tiga jenis, yaitu teori sifat, teori perilaku, dan teori lingkungan. Ketiga teori kepemimpinan tersebut dianggap sebagai grand theory kepemimpinan.
1. Teori Sifat
Teori sifat juga dikenal sebagai teori genetik karena mengasumsikan bahwa kemampuan seorang pemimpin sudah ada sejak lahir dan tidak dapat dibentuk. Teori ini menjelaskan bahwa keberadaan seorang pemimpin bisa dilihat dan dinilai dari sifat-sifat yang ia miliki sejak lahir, yang dianggap sebagai warisan.
Teori ini menyatakan bahwa kepemimpinan dapat diidentifikasi berdasarkan sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh pemimpin. Pendekatan ini menyatakan bahwa ada karakteristik-karakteristik tertentu seperti fisik, sosialisasi, dan kecerdasan (cenderung) yang penting untuk kepemimpinan yang efektif dan merupakan kualitas bawaan individu.
Menurut teori kepemimpinan ini, asumsi dasarnya adalah bahwa kepemimpinan memerlukan serangkaian sifat, karakteristik, atau perilaku tertentu yang menjamin keberhasilan dalam setiap situasi. Keberhasilan seorang pemimpin bergantung pada kepribadian pemimpin itu sendiri.
2. Teori Perilaku
Teori ini bertujuan untuk menjelaskan tindakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang efektif, termasuk bagaimana mereka menetapkan tugas, berkomunikasi, dan memotivasi bawahan. Menurut teori ini, seseorang dapat belajar dan mengembangkan diri menjadi pemimpin yang efektif, tidak tergantung pada karakteristik yang sudah dimilikinya. Dengan demikian, seseorang tidak dilahirkan sebagai pemimpin, namun menjadi pemimpin dapat dipelajari melalui apa yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif atau dari pengalaman.
Teori ini menyatakan bahwa pemimpin harus dilihat sebagai hubungan antara orang-orang, bukan hanya didasarkan pada karakteristik atau ciri-ciri individu. Oleh karena itu, keberhasilan seorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh kemampuan pemimpin dalam hubungan dan interaksi dengan seluruh anggota.
3. Teori Lingkungan
Secara umum, teori ini menjelaskan bahwa kesuksesan seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya sangat tergantung pada situasi dan gaya kepemimpinan yang digunakannya. Untuk situasi yang berbeda, gaya kepemimpinan yang berbeda juga harus digunakan.
Menurut teori lingkungan, seseorang harus mampu mengadaptasi gaya kepemimpinannya sesuai dengan tuntutan dan situasi yang berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, situasi dan kondisi yang berubah memerlukan perubahan dalam gaya dan model kepemimpinan. Jika seorang pemimpin tidak mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut, kepemimpinannya tidak akan berhasil secara maksimal.
Cara kepemimpinan yang digunakan dalam gaya ini dapat dipelajari melalui proses pembelajaran dan pengalaman seorang pemimpin. Sehingga, ketika dihadapkan pada situasi yang berbeda, seorang pemimpin akan menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi yang dihadapinya.
4. Teori Implisit
Teori kepemimpinan implisit merujuk pada keyakinan dan asumsi tentang karakteristik pemimpin yang efektif. Teori ini seringkali melibatkan stereotipe dan prototipe tentang ciri, keterampilan, atau perilaku yang relevan, dengan tujuan utamanya adalah untuk membedakan pemimpin dari berbagai jenis, seperti manajer, politisi, atau perwira militer.
Teori ini telah berkembang dan diperbaiki seiring berjalannya waktu berdasarkan pengalaman yang sebenarnya dengan para pemimpin, pengetahuan yang didapat dari literatur tentang pemimpin yang efektif, dan pengaruh dari faktor-faktor sosial dan budaya lainnya.
5. Teori Great Man
Teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin besar lahir dengan karakteristik individu yang sangat berbeda dengan kebanyakan orang lain. Karakteristik tersebut meliputi karisma, intelegensi, kebijaksanaan, dan kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya untuk membuat keputusan yang berdampak besar pada sejarah manusia. Karisma sendiri menunjukkan kepribadian yang menarik, pesona pribadi, serta kemampuan komunikasi interpersonal dan persuasif yang luar biasa. Carlyle berpendapat bahwa pemimpin besar akan lahir pada saat dibutuhkan oleh situasi tertentu dan tidak dapat dibuat.
6. Teori Transformasi
Teori ini merujuk pada kata transformasi yang artinya adalah perubahan secara umum. Teori kepemimpinan transformasional adalah teori yang menekankan pada konsep "humanizing human". Teori ini memprioritaskan pendekatan personal antara pemimpin dengan bawahannya atau organisasi. Ini dilakukan untuk mengubah kesadaran, membangun semangat, dan memberikan inspirasi untuk mencapai tujuan bersama tanpa menekan atau membebani. Bahkan, gaya kepemimpinan transformasional mampu memberikan motivasi pada setiap anggota. Gaya kepemimpinan transformasional selalu berusaha mengelola lembaga atau organisasi yang dipercayakan pada orang tersebut dengan lebih efisien dan efektif.